Jika melihat kembali iklan iklan jadul medio tahun 80an atau 90an, iklan tentang produk rokok dipastikan ada unsur perempuan sebagai pemanis dan menjadi daya pikat, bahkan tak segan segan si bintang perempuan merokok langsung, sesuatu yang tabu untuk di narasikan saat ini, beda zaman beda iklan namun yang pasti dampak merokok memang merugikan bagi kesehatan, rokok bukan melulu di dominasi oleh kalangan pria, seorang perempuan pun acapkali menikmati kepulan asap rokok. Bagi pandangan sebagian besar adat yang selama ini kita ketahui, orang orang akan memandang berbeda terhadap perempuan merokok meski mungkin perilaku perempuan yang merokok tidaklah seburuk yang disangkakan kepadanya.
Perempuan merokok? Yay or Nay, Iya atau tidak, bagi perempuan yang memilih untuk merokok pastinya tahu akan masalah kesehatan yang bakal terjadi, namun sering pula kita malah melihat perempuan merokok tapi ia pun memiliki prestasi yang bisa di banggakan dan kehidupannya pun nampak bahagia bahagia saja, kita pun melihat kenyataan bahwa di dalam industri rokok, perempuan pula yang mendominasi sektor ini di mana buruh rokok kebanyakan dari gender perempuan.
Namun perempuan merokok akan terus menjadi perdebatan sengit, apalagi di tinjau dari sisi kesehatan, bahwa merokok disimpulkan menganggu kesehatan si perokok, apalagi jika perempuan itu sedang mengalami masa kehamilan, ditakutkan efek merokok menjadi masalah serius bagi janin yang dikandung. Saat ini pun bungkus rokok yang di jual bebas baik di warung warung pinggir jalan, mini market, super market atau di tempat tempat lain, bungkusnya telah dihiasi gambar gambar seram efek dari kebiasaan merokok, belum lagi kalimat peringatan yang disertakan dalam bungkus rokok.
Hari Tanpa Tembakau Sedunia Dan Bagaimana Jumlah Perokok Perempuan?
Setiap tanggal 31 Mei ditetapkan sebagai hari tanpa tembakau sedunia, dimana pada hari tersebut diharapkan orang orang tidak merokok untuk sehari saja, namun tampaknya himbauan belum berdampak mengingatkan bahayanya merokok, di Indonesia saja dari data Survey Ekonomi Nasional tahun 1995, 2001,2004 dan juga data Riset Kesehatan Dasar 2007, 2010 dan 2013 bahwa prevalensi konsumsi tembakau pada penduduk usia kurang dari 15 tahun dan dari gender perempuan terus mengalami peningkatan, jika di tahun 1995, prevalensi konsumsi tembakau pada jenis kelamin perempuan di angka 1,7 %dan setelah 18 tahun berlalu angka itu melonjak di tahun 2013 dengan angka 6,7 %. Meski pada Riskesnas tahun 2018, prevalensi konsumsi tembakau menurun di angka 4,8 % namun tetap saja hal ini mengkhawatirkan kita semua.
Dengan gelontoran iklan yang tiada henti dan juga Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau yang menampilkan gambar gambar menyeramkan, tetap saja trend merokok untuk perempuan menjadi satu hal yang membuat kita prihatin.
Semoga saja dengan edukasi yang tepat tentang bahayanya merokok serta pada kenyataannya bahwa merokok bisa menyebabkan kesehatan terganggu dan juga timbulnya dampak lain dari paparan asap rokok bagi orang lain mampu mengerem lonjakan perokok dari kalangan perempuan, adalah tugas bersama dan saling ikhtiar agar perokok perempuan menghentikan kebiasaan merokok.
Mengapa Perempuan Harus Katakan Nay Untuk Rokok
Perempuan di ciptakan Tuhan dengan segala keunikan yang dimilikinya dan berbeda dengan kaum adam, perempuan di anugerahi rahim untuk keberlangsungan kehidupan, sebuah keistimewaan yang luar biasa, perempuan pun memiliki payudara yang juga tak di miliki kaum lelaki. Ada beberapa alasan mengapa akhirnya kaum hawa memilih bercumbu dengan sebatang rokok. Salah satunya karena melihat dan terbiasa diantara keluarga yang juga mengkonsumsi rokok, ada juga merasa kesepian dan pelariannya adalah dengan merokok. Malah ada juga sih gegara putus cinta akhirnya melampiaskan kegundahannya dengan merokok.
Namun di balik keputusan untuk merokok, ada yang luput atau mungkin malah diabaikan begitu saja, perempuan merokok lebih rentan dibanding laki laki, selayaknya memang yang istimewa seperti perempuan menghargai apa yang di ciptakan Sang Illahi, dengan merokok maka bahaya rahim perempuan dan juga berdampak pada gangguan kehamilan, bahkan secara tegas di bungkus rokok tertulis dengan huruf kapital besar besar”MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”.
Sudah cukup jelas mengapa selayaknya perempuan mengatakan nay untuk rokok, dampak kesehatan seperti terganggunya siklus menstruasi juga akan menghantui bila perempuan tetap keukeuh menghisap rokok. Selain itu zat zat kimia pada kandungan rokok memicu terbentuknya sel sel kanker payudara, ini telah di uci cobakan kepada hewan. Sehingga hal yang terbaik bagi perempuan adalah berhenti merokok. Belum lagi dampak ekonomi yang di timbulkan, seyogyanya uang belanja untuk keluarga dan pemenuhan gizi bagi anak anak, otomatis jika si ibunya merokok, jatah tersebut akan berkurang dan ini tentu saja memberikan kerugian bagi tumbuh kembang anak.
Tambahan Nay untuk perempuan merokok, kita simak Dokter spesialis kulit dari kota Malang yakni dr Sinta Murlistyarini SpKK yang menyatakan wanita yang merokk lebih cepat keriput lho, dengan merokok efek penuaan dini pada kulit wajah wanita. Waduh serem juga ya, padahal usia masih muda namun terlihat tuwir gegara merokok.
Di tahun 2016 saat Survey Sosial Ekonomi Nasional menyebutkan bahwa pengeluaran keluarga di Indonesia untuk rokok mencapai 13,8 %, sebuah angka yang signifikan, coba deh jika pengeluaran itu di konversi ke daging atau pun telur misalnya, pastinya lebih mudharat bagi anggota keluarga terutama anak anak yang masih membutuhkan asupan gizi.
Jika Perempuan Ucapkan Yay Pada Merokok
Setiap individu berhak untuk bersikap secara pribadi, namun jangan lupa ada juga hak orang lain yang tak boleh di abaikan, sah sah saja seorang perempuan merokok, duit duit dia, yang ngebul juga dan yang nelen asap juga dia. Namun dengan merokok tidak menyebabkan orang lain terganggu adalah menjadi pertanyaan lain. Jika perempuan berucap yay untuk rokok maka konsekwensinya pun terjadi.
Pilihan memang akan memberi dampak bagi orang orang, kehadiran perempuan lekat dengan anak anak, itu jelas banget deh. Si ibu yang merokok kena imbasnya pada buah hati tercinta, anak anak berhak tumbuh di lingkungan yang sehat dan salah satu prasyaratnya adalah dengan bebas asap rokok, paparan asap rokok tentunya tidak baik bagi krucil dan ini semestinya menjadi renungan bagi perempuan yang menyatakan yay bagi rokok, se egois itu kah wahai bunda? Sedangkan si kecil pun memiliki masa depan yang gemilang tanpa asap rokok.
Mungkin para perempuan perlu banget mendengar pendapat Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek yang menyebutkan rokok merupakan faktor risiko penyakit yang memberikan kontribusi paling besar dibanding fsktor resik lainnya, seorang perokok mempunyai resiko dua hingga empat kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner dan memiliki resiko lebih tinggi penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular lainnya. Nah ladies tentunya jika ibu Menteri begitu mewanti wanti, pasti tahu banget deh resikonya.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan tembakau adalah produk yang saban tahunnya mengakibatkan lebih dari 7 juta kematian dan ada kerugian ekonomi yang diderita dengan jumlah fantastis mencapai USD 1,4 triliun, itu di hitung dari biaya perawatan dan juga hilangnya produktifitas karena lenyapnya hari kerja. Di Indonesia rata rata orang menghabiskan rokok sebanyak 12 batang perhari. Tentu perempuan tak ingin menjadi bagian yang lebih besar dong untuk orang orang yang merokok.
Meskipun Yay untuk merokok tapi ada dampak besarnya bagi kehidupan, tahun 2030 di perkirakan angka kematian yang di sebabkan oleh “Tuhan Sembilan Senti” begitu Taufiq Ismail menyebut rokok dalam puisinya, akan mencapai 10 juta jiwa dan apesnya lagi 70% berasal dari negeri berkembang, nah Indonesia pun kerap di sebut negeri berflower alias negeri berkembang, jadi sangat rentan nih tentang bahayanya rokok.
Semoga di satu masa, ketika ikhtiar telah dilakukan, edukasi terus menerus di upayakan baik itu oleh pemerintah maupun individu individu yang menyuarakan agar perempuan berhenti merokok akan menyadarkan bahwa tak usah Yay untuk perempuan merokok, semoga.
Catatan:
Yay Berarti Iya atau Ya, Nay berarti Tidak