QR sangat bermanfaat untuk transaksi digital, lebih mudah dan akurat(dokpri)
Ketika pertama kali dikembangkan oleh Denso Wave yang merupakan bagian dari Denso Corporatioan, QR atau Quick Response di tujukan untuk pelacakan bagian manufaktur kendaraan, seperempat abad setelah di publikasikan, kini QR telah menjelma sebagai kebutuhan utama di era milenial, semua barang memiliki kode QR tersendiri dan memudahkan untuk mengidentifikasi, kode QR mampu menyimpan data numerik maupun alphabet dengan kapasitas tinggi, pada perkembangan lebih lanjut lagi, QR mampu memberikan kemudahan bertransaksi baik oleh penjual dan pembeli.
Perkembangan ponsel pintar mampu memberikan jawaban akan cepatnya transaksi, tak perlu uang secara fisik seperti yang kita kenal saat ini, tinggal hadap hadapkan ponsel maka transaksi pun terjadi, inilah kemudahan yang saat ini di rasakan oleh kaum milenial, namun keuntungan bertransaksi bukan melulu untuk kaum milenial lho, generasi yang lebih tua pun yang melek teknologi bisa memanfaatkan kode QR untuk bertransaksi.
Bank Indonesia ketika memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 74 meluncurkan Quick Response Indonesia Standard, sebuah sistem pembayaran yang memudahkan pengguna aplikasi uang elektronik,dompet elektronik maupun mobile banking melakukan pembayaran. Bank Indonesia akan mengatur transaksi QRIS maksimum per transaksi sebesar dua juta rupiah. Tentu kabar ini menggembirakan bagi kita semua karena dengan QR kode yang terintegrasi biayanya pun bisa di tekan menjadi rendah.
Inovasi QR Yang Menguntungkan Usaha Kecil Menengah
Rumah makan Sahrini di jalan Diponegoro Tambun adalah sebuah rumah makan Padang dengan luas yang tak seberapa, berhimpitan dengan toko kelontong, warung sate dan juga deretan warung Tegal, namun saat ini ada yang berbeda dari tampilan RM Sahrini, di kaca etalase bagian dalam ada stiker yang menyatakan menerima pembayaran melalui Gopay, sebuah lompatan kecil bagi Usaha Kecil Menengah yang mengelola rumah makan ini.
Menurut si Uda ini baru tahap pengenalan bagaimana pengoperasian dari penggunaan QR, biasanya selalu bertransaksi tunai, lebih repot lagi saat ada pembeli yang membayar uang dengan jumlah nominal besar, maka si Uda acap kerepotan untuk melakukan pengembalian nominal yang lebih kecil. Dengan adanya transaksi berbasis QR maka kendala uang kembalian dapat teratasi.
Ada 59,2 juta Usaha Kecil Menengah di Indonesia, dan hanya kisaran 8 % yang memanfaatkan platform online untuk meraih pangsa pasar, sepatutnya pula UKM di beri karpet merah agar dapat eksis dalam persaingan global, salah satunya adalah menguasai perkembangan ekonomi digital. UKM yang di bina dengan serius bukan mustahil satu ketika bisa menjadikan Indonesia sebagai Digital Energy of Asia di tahun 2020.
Begitu pula ketika penulis menjajal kuliner di seputaran condet, para pedagang kaki lima kini tak segan segan menunjukan kode QR untuk melakukan transaksi, ini sebuah hal yang menggembirakan karena literasi digital mulai tumbuh bagi kalangan usaha kecil dan menengah, menyongsong perubahan global, para pedagang kecil atau kaki lima ini mampu beradaptasi dengan pesatnya teknologi, dagangan orang orang pinggiran ini bisa menggunakan QR dalam bertransaksi adalah sesuatu yang keren.
Tak Perlu Bawa Duit Banyak, QR Memberikan Kepastian Bertransaksi
Kira kira usia milenial di kisaran umur 15-35, bolehlah di masukan usia diatas 35 tahun namun jiwa mereka adalah jiwa muda dan terbuka dengan pemikiran yang progresif, salah satunya adalah menggunakan Quick Response Indonesia Standard(QRIS), di rentang usia 15-35, ada kalangan mahasiswa yang siap menyongsong ekonomi digital, metoda pembayaran digital plat merah tentu berdampak positif untuk sejumlah transaksi. Bukan zamannya lagi nenteng nenteng duit tunai dalam jumlah banyak, selain memang tidak praktis juga rawan mengalami tindak kejahatan
Kaum Milenial Di Untungkan Dengan Pembayaran Digital Dengan QR Standar
Satu ketika penulis berada di sekitaran Cawang, Jakarta Timur, sebuah bangunan yang mungil dengan berhimpitan suasana kantor dan juga deretan rumah makan, sebuah banner dengan dominasi warna kuning dan variasi warna merah, siluet wajah perempuan dengan merentangkan jari, ada tulisan “Kedai Populer”, yang seru ketika memasuki kedai tersebut ternyata rerata yang menjalankan bisnisnya adalah anak anak muda, mereka menyajikan menu kekinian seperti Nasi Chicken Katsu, Ayam Penyet/Ayam Sambal Matah, Roti Bakar Kepo.
Makanan dan minuman di sajikan pas banget untuk kaum milenial, cocok di lidah dan berdamai dengan isi kantong gitu deh, rentang harganya kisaran dua ribu rupiah hingga dua puluh lima ribu rupiah, cukup nyaman dengan isi dompet, cafe atau kedai ini terlihat banyak di singgahi oleh para ojek online, pertanda bahwa cafe cukup populer untuk pemesanan melalui online. Bagian Kassa terlihat sibuk melakukan transaksi baik secara tunai maupun menggunakan aplikasi.
Setelah menikmati Nasi Chicken Katsu, saatnya melakukan pembayaran, tahu nggak sih gaes di sini pun menerima pembayaran dengan cara QR, bayar tanpa repot cukup menempelkan kode QR, transaksi di jam 12:21 siang ini menjadi penanda bagi penulis bahwa telah melakukan pembayaran via QR, dekatkan saja dan klik fitur bayar dan ketikan nominal yang akan dibayar, sedemikian mudahnya dan transaksi pun beres, siapa bilang pembayaran melalui QR itu ribet, ngggak kok, nyantui banget malah, tahu tahu beres saja tanpa perlu mengeluarkan uang tunai.
Dengan QRIS Tak Perlu Berjejalan Aplikasi di Smartphone
The Spectator Index mengeluarkan rilis tentang negara mana saja yang paling banyak menggunakan telepon genggam, Indonesia menduduki urutan ke enam jumlah penduduk yang memilik telepon genggam, dengan jumlah penduduk sebanyak 261 juta, ada 236 juta yang memiliki telepon genggam. QRIS memberikan kemudahan saat bertransaksi, saat ini banyak aplikasi yang bisa di benamkan di smartphone, namun kebanyakan memasukan aplikasi ke hape tentu akan berkendala dengan kinerja telepon genggam itu sendiri.
Dengan satu kode yang sama Di QR tentu memudahkan para pengguna bisa memaksimalkan QR dalam bertransaksi, apa lagi secara biaya pun disebutkan untuk penggunaan QRIS, merchant discount rate di kenakan biaya 0,7 persen dari transaksi, sedangkan merchant khusus bagi pendidikan di kenakan biaya 0,6 persen. Tampaknya kehadiran QRIS menjadi pintu pembuka era digitalisasi ekonomi di tanah air, dan tak perlu juga menjejalkan banyak aplikasi di smartphone.
Menyambut baik penggunaan QRIS, gerbang perdagangan berbasis ekonomi digital bukanlah isapan jempol belaka, sebagai warga negara yang baik, apa yang menjadi ketentuan pemerintah kalau itu merupakan sebuah kebaikan bersama tentu harus di dukung penuh dan maju terus ekonomi Indonesia.