Di balik pesona keindahan alam Indonesia yang memiliki paket lengkap yakni indahnya pantai serta lautan, menjulangnya gunung dan juga bebukitan nan menghijau, ada kewaspadaan akan terjadinya bencana alam yang menerpa negeri tercinta, ada bencana alam yang bersifat hidrometeorologi maupun geologi.
Bencana tetap sebuah bencana yang menyisakan kesedihan. Awal tahun ini wilayah Jabodetabek mengalami kebanjiran, sepanjang tahun 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) mencatat bahwa ada 3.721 bencana alam sepanjang tahun 2019, beberapa bencana seperti gempa bumi, gelombang pasang, kekeringan, gunung meletus, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, banjir seakan sambung menyambung mendera kita semua.
Terdampak bencana dan tentu membutuhkan relawan relawan yang siap diterjunkan ke lokasi bencana, ada 6,1 juta orang yang menderita karena bencana dan mereka mengungsi sepanjang tahun 2019, jumlah korban meninggal pun tidak sedikit, ada 477 orang meninggal dunia, jumlah orang yang hilang ketika bencana mencapai 109.
Bencana menimbulkan berbagai kesusahan, namun kita pun patut mensyukuri bahwa masih banyak orang baik di negeri ini, jiwa sosial masyarakat Indonesia memang terbukti dermawan, dalam index yang dikeluarkan Charities Aid Foundation di bulan Oktober 2018, Indonesia didapuk sebagai negara yang paling dermawan di dunia, indikasi dermawan terdiri dari parameter yakni sumbangan kepada orang lain, donasi uang dan orang orang yang menjadi sukarelawan.
Bahkan untuk skor orang orang yang menjadi sukarelawan, di Indonesia mencapai nilai 53 %, sebuah survey yang menguak sisi humanis orang orang Indonesia ketika menjadi relawan di saat sesama tertimpa bencana. Saat ini permasalahan bangsa Indonesia semakin komplek, perbedaan pilihan politik yang meruncing, belum lagi masalah klasik yang bernama korupsi dan tak pernah usai.
Namun ketika bencana menerpa, warga +62 ini bahu membahu untuk memberi pertolongan tanpa pamrih, gerakan kerelawanan menjadi simbol perekat dan hal ini tentu saja memberi secercah asa bahwa masyarakat Indonesia tetap memiliki kepedulian meski sangat mungkin dalam kesehariannya bukanlah bergelimang harta benda namun dapat berbagi adalah hal yang luar biasa.
Kisah Gerakan Sedekah Jumat Emak Emak Sukaraya
Power of Emak Emak, meski kerap mengemudikan motor dengan menyalakan sein kiri tapi beloknya kanan, emak emak tetaplah seorang perempuan yang memiliki hati selembut salju, nggak bisa melihat orang di dera kesusahan, adalah hal yang menarik di simak dari upaya emak emak yang menetap di perumahan Sukaraya Indah, Desa Sukaraya, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi.
Emak emak ini mempunyai cara tersendiri untuk berbagi dan juga peduli, dengan dana kolekan rame rame,mengumpulkan rupiah demi rupiah dan didonasikan kepada orang orang yang membutuhkan, ada anak yatim yang mendapatkan santunan, orang tua jompo yang butuh uluran tangan, sigap memberikan makanan gratis dihari Jum’at untuk insan yang memerlukan.
Saat awal tahun 2020 ketika curah hujan menyebabkan banjir, emak emak dari Gerakan Jumat Berbagi Perumahan Sukaraya sigap mengumpulkan pakaian layak pakai, bahan makanan dan juga uang kontan, berjibaku menuju tempat terdampak banjir.
Jiwa relawan emak emak seakan terpanggil di saat saudara saudara lainnya tertimpa bencana, alhamdulillah Gerakan Sedekah Jumat yang dimotori emak emak mampu menembus daerah terdampak banjir yang berada di desa Karang Satu, Kabupaten Bekasi. Ini adalah bukti nyata bahwa emak emak meski identik dengan keberadaannya di dapur, namun saat jiwa kerelawanannya terpanggil maka masalah yang mendera pun berangsur angsur menemukan jalan solusi, bravo untuk emak emak yang berada dalan Gerakan Sedekah Jumat yang mampu memberikan contoh konkret untuk berbagi dan satu hal yang pasti, jika emak emak sudah bersungguh sungguh dalam satu hal, maka urusannya pun jadi beres, dua jempol untuk emak emak yang tergabung dalam Gerakan Jumat Berbagi.
Relawan Sejati Untuk Permasalahan Bangsa
Pahlawan dalam film film Hollywood digambarkan sebagai sosok super hero yang mempunyai tampang keren serta ganteng atau berparas cantik, namun dibelahan dunia, ada jutaan sosok super hero yang berwajah nggak ganteng, cantik secara fisik juga nggak terlalu, namun kecantikan mereka terpancar dari hati yang tulus.
Mereka ada di saat duka benar benar menyapa, hadir saat sesama kehilangan sanak saudara ketika bencana, memberikan senyuman tulus disaat tempat berteduh mereka rata dengan tanah, relawan hadir di waktu yang begitu memedihkan sanubari.
Dalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, Bab III pasal 5 yang menyebutkan” Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab penanggulangan bencana.
Namun dilapangan ketika bencana terjadi, tanpa banyak kata, orang orang akan suka rela menjadi relawan, mereka bekerja tanpa birokrasi berbelit untuk mampu berada di titik terdepan daerah bencana,relawan adalah orang orang yang tulus meski tentu saja mereka tidak dibayar, inilah sejatinya super hero yang jauh lebih berguna keberadaannya dibanding tokoh super hero seperti Batman atau juga Superman.
Negara memang semestinya hadir disaat bencana melanda, namun penyelenggara negara pun tak bisa sendirian, kolaborasi dengan para relawan adalah keniscayaan, beruntung banget bahwa ada jutaan relawan yang menyebar di Nusantara, ketika bencana ada dan relawan pun hadir dengan jiwa nan tulus serta ikhlas.
Sekolah Relawan Edukasi Relawan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Edukasi dan pemberdayaan masyarakat memang sangat penting ketika menghadapi bencana, selalu perhatikan bagaimana menyelamatkan diri ketika bencana tiba tiba hadir, apalagi wilayah Indonesia dikenal sebagai daerah cincin api yang setiap saat bisa terjadi bahaya gempa bumi. Mitigasi bencana perlu terus dilakukan. Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang cukup concern dalam tanggap bencana adalah Sekolah Relawan.
LSM yang beralamat di jalan Sawi nomor 139, Perumnas Depok Utara-Beji ini terlihat concern dalam mitigasi bencana, mereka benar benar hadir di lokasi bencana dan bahu membahu dengan relawan setempat untuk mengevakuasi korban bencana, jika kekinian media sosial digunakan untuk hal hal yang alay untuk panjat sosial. Sekolah Relawan menampilkan para sukarelawan berjuang untuk membantu korban, selain itu Sekolah Relawan membuka rekening donasi yang nantinya akan diberikan kepada korban bencana, dalam heningnya suasana terdampak bencana, relawan relawan dari Sekolah Relawan bergegas membantu dan menyelamatkan korban bencana, perbuatan mulia yang sungguh luar biasa.
Berharap agar keberadaan Sekolah Relawan tetap hadir dan terus menyebarkan kebaikan karena memang sejatinya relawan memilih jalan sunyi tanpa tepuk tangan riuh, namun dibalik semua sifat sahaja relawan, ada ketulusan yang patut diteladani.