Bila berbicara tentang imunisasi di tanah air, satu hal yang penting adalah hadirnya negara untuk memberikan perlindungan warganya agar tidak tertular penyakit, salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang memiliki visi menciptakan manusia sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi telah teruji meredam berbagai Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi(PD3I), adapun penyakit seperti Hepatitis, Polio ataupun TBC. Jalan panjang pelayanan imunisasi di tanah air merupakan sesuatu yang membanggakan kita semua.
Bukti sahihnya adalah dengan keberhasilan eradikasi Cacar pada tahun 1974, eradikasi Polio di tahun 2014 serta eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal pada tahun 2016. Meski berbeda beda di era pemerintahan namun satu benang merah terajut, bahwa memang persoalan imunisasi merupakan hal yang penting bagi suatu bangsa.
Generasi sehat merupakan pilar bangsa, imunisasi merupakan upaya agar anak terlindungi dan tidak sakit berat, cacat ataupun meninggal. Anak dengan tumbuh kembang yang baik dan menerima imunisasi akan mampu mendapatkan sistem kekebalan tubuh terhadap virus tertentu, inilah tugas kita bersama untuk terus mensosialisasikan imunisasi.
Sehat kini dan nanti, bayi yang tahun ini mendapatkan imunisasi adalah mereka ketika memperingati 100 Indonesia merdeka, merupakan pemuda pemudi nan gagah kelak. Data Kemenkes menyebutkan cakupan imunisasi lengkap pada Oktober 2021 mencapai 58,4% dari target 79,1%.
Menarik ketika penulis mengikuti acara webinar yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia, adapun narasumbernya adalah Prof.Dr.dr.Soedjatmiko,Sp,A(K)M.Si yang merupakan Sekretaris Satgas Imunisasi. Tokoh lainnya yang hadir adalah Prof.DR.Dr.Hindra Irawan Satari Spa(K),MtropPaed yang menjabat sebagai Ketua Komite Nasional PP-KIPI.
Melek Digital dan Daya Dukung Penyebaran Informasi Imunisasi
Pengguna internet di Indonesia per Januari 2022 mencapai 204,7 juta atau 73,7 % dari populasi penduduk Indonesia, laporan data Reportal ini seakan menegaskan bahwa informasi digital akan melampaui sumber informasi konvensional seperti media cetak, radio ataupun televisi.
Namun yang perlu diwaspadai adalah massifnya penyebaran informasi hoax di media sosial yang acapkali meresahkan masyarakat. Salah satu yang menjadi isue negatif dan tentu ini merugikan berbagai kalangan yakni hoax tentang vaksin dan imunisasi, hal ini menyebabkan penurunan cakupan imunisasi di tanah air.
Di sisi lain memang media sosial menjadi penting untuk penyebaran informasi seputar kesehatan atau juga imunisasi, apalagi sebenarnya masyarakat luas pun membutuhkan info yang valid. Seperti dalam kasus vaksin Covid-19 mengandung mikrocip magnetis. Hal ini tentu saja informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
“Sebuah logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembab biasanya disebabkan keringat. Pecahan uang loga seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan bahan yang bisa menempel karena daya magnet,” beber dr. Siti Nadia Tarmidzi, Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenekes di laman kemkes.go.id.
Saatnya para kontent creator, para blogger untuk terus mengedukasi agar masyarakat pada umumnya melek digital dan juga menyaring informasi dan juga lebih peduli bahwa tak semua berita di media sosial adalah valid. Yuk dukung penyebaran imunisasi secara tepat dan juga anti hoax.
Menyoal Demam Pasca Imunisasi, Plis Jangan Panik Gaes!
Apa jadinya menyaksikan buah hati tercinta mengalami demam justru setelah melakukan imunisasi, hal ini juga banyak ditanyakan para blogger saat acara zoom Pekan Imunisasi Dunia. Seperti pertanyaan Ria Fasha yang menanyakan vaksin yang didapat secara gratis di Puskesmas atau Posyandu dan vaksin di dokter anak yang klaimnya anti demam.
Kekhawatiran Emak emak karena melihat anak tercinta mengalami demam merupakan respon wajar dari seorang ibu. Namun kekhawatiran itu selayaknya tidak berlebihan dan membuat panik, bahkan ada beberapa mitos seputar demam pasca imunisasi, hal ini yang perlu diluruskan oleh kita semua.
Fakta yang sebenarnya bahwa demam setelah divaksin merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang diterima anak, hasil uji klinik semua vaksin bisa menyebabkan demam namun vaksin yang disediakan pemerintah atau klinik swasta relatif aman dan perlindungannya relatif baik.
Bahkan ketika kejadian pasca imunisasi pun ada payung hukum yang melindunginya berdasar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Hal ini termaktub bab V “ Pemantauan Dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi”.
Bulan Imunisasi Anak Nasional Cara Jitu Menangkal Penyakit Berbahaya
Menjadi sehat merupakan hak warga negara yang diatur dalam Amandemen UUD 1945 dalam pasal 28H ayat(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.)
Begitu juga dengan posisi anak dinegeri tercinta, salah satu upaya pemerintah agar anak di Indonesia tetap mengecap nikmatnya sehat adalah dengan melakukan Bulan Imunisasi Anak Nasional yang akan dilakukan dua tahap yakni tahap pertama mulai bulan Mei 2022, cakupannya adalah Provinsi luar Pulau Jawa. Sedangkan tahap kedua mulai bulan Agustus 2022 di Provinsi Pulau Jawa.
Acapkali ditemukan anak balita yang belum lengkap imunisasinya, dan untuk upaya yang dilakukan adalah imunisasi kejar dan imunisasi rutin berjalan seiring. Fakta selama pandemi Covid-19 cakupan imunsasi di Indonesia terbilang rendah. Dalam Bulan Imunisasi Anak Nasional diberikan vaksin polio tetes dan juga suntik.
Selain itu vaksin yang diberikan ketika BIAN adalah vaksin DPT untuk antibodi dan memerangi infeksi difteri,pertusis dan tetanus.Pemberian vaksin Hepatitis B yang mampu mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan penyakit pengerasan hati, selanjutnya memberian vaksin Haemophilus influenzae tipe B yang mencegah radang otak pada anak anak.
Imunisasi Campak Rubela juga akan ada ketika Bulan Imunisasi Anak Nasional. Semoga dengan adanya BIAN, semakin banyak anak anak di Indonesia mendapatkan imunisasi, direntang tahun 2019-2021 saja, 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi lengkap. Yuk kita dukung suksesnya BIAN sehingga generasi penerus ini mendapatkan kesempatan sehat karena imunisasi.
Jangan Kendor Untuk Cegah Covid-19
Setahun yang lalu ketika puncak Covid-19 menyapa tanah air tercinta, kehilangan kerabat, saudara dan juga handai taulan menjadi pemandangan yang memilukan saat itu.Raungan sirene ambulance, bendera kuning bertebaran sebagai tanda duka cita serta pengumuman dari toa masjid tentang berpulangnya warga karena pandemi.
Namun kini kita sama sama telah melewati masa masa mencekam, tugas kita saat ini adalah tetap mematuhi protokol kesehatan, sebisa mungkin mampu untuk mencegah Covid-19 dengan memakai masker. Untuk menumbuhkan kekebalan komunal maka yang kita lakukan ikuti vaksinasi.
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati, saatnya melandaikan pandemi secara bersama sama. Salah satu upaya sederhana yang bisa dilakukan adalah mengunduh aplikasi PeduliLindungi yang telah mampu menekan laju penularan gelombang Delta dan Omicron. Layanan integrasi PeduliLindungi efektif mempermudah penelusuran maupun pelacakan dan memberikan peringatan bagi pengguna aplikasi.
Posyandu Gandasari Perumahan Sukaraya Indah Mendukung Imunisasi Lengkap
Sapta Krida Posyandu merupakan tujuh kegiatan utama Posyandu dan salah satunya adalah imunisasi, bisa dibilang Posyandu merupakan kegiatan ikonik kesehatan dasar di negeri tercinta yang berdasarkan komunitas, melibatkan peran masyarakat dengan dukungan petugas kesehatan.
Di lingkungan perumahan Sukaraya Indah, Posyandu merupakan garda depan untuk mensosialisasikan pentingnya imunisasi lengkap bagi ibu ibu yang memiliki balita. Dukungan juga diberikan oleh Ketua RW 07 yakni Imam Hambali.
“Keberadaan Posyandu di RW 07 ada di masing masing RT dan mereka mempunyai kepengurusan tersendiri. Seperti Posyandu Gandasari 25 di RT 08, RT 06 dan 07 bernama Gandasari 24, RT 04 dan 03 yang mempunyai Gandasari 22 serta RT 05 memiliki Gandasari 23,” papar ketua RW yang murah senyum ini.
Salah satu kader Posyandu Gandasari 22 yang berada di lingkungan RT 05 menceritakan awal berada di kepengurusan Posyandu.” Pertama sih ada penawaran dari desa, apakah lingkungan di RT diadakan Posyandu, pihak desa melakukan survey dan kebanyakan warga setuju untuk mendirikan Posyandu, nah akhirnya berdiri Posyandu Gandasari 22,” beber Elis Yanti Nurhayati.
Salah satu dukungan nyata untuk Posyandu yang berada di lingkungan perumahan Sukaraya Indah adalah dengan mengadakan Imunisasi Dasar Lengkap, tampaknya kader kader Posyandu Gandasari mulai bersiap untuk menyambut Bulan Imunisasi Anak Nasional yang akan dihelat pada bulan Mei tahun ini.
“Yang tak terlupakan ketika menjadi kader Posyandu adalah melayani masyarakat dan mereka antusias ketika membutuhkan pelayanan dari kita. Kebahagiaan ini sebenarnya tidak bisa dihitung dengan materi,” imbuh Elis Yanti Nurhayati.