Bergegas Bersama Komunitas Untuk Kurangi Dampak Perubahan Iklim

Bergabung dengan komunitas peduli akan lingkungan, banyak manfaat yang didapat(dokpri)

 

Takdir kehidupan membawa penulis menetap di kabupaten Bekasi yang memiliki tujuh kawasan industri, bila pernah ke daerah yang merupakan kota penyangga Jakarta. Hawa panas seakan menjadi perkenalan pertama ketika singgah, bahkan beberapa tahun lalu Bekasi kerap di bully sebagai “planet” karena jalannya yang rusak dan cuacanya jauh disebut sejuk.

Tujuh  sungai yang melintas di Kabupaten Bekasi, enam diantaranya sudah tercemar dan warna sungai cenderung hitam dan berbusa. Bukan saatnya merutuki keadaan, namun yang diperlukan adalah berkomitmen secara langsung untuk terus menjaga lingkungan sekitar, ada hal hal kecil yang kita anggap sederhana, namun ternyata berdampak pada lingkungan sekitar.

Acapkali muncul pemberitaan organisasi kampanye lingkungan menyuarakan dampak perubahan lingkungan, mereka bersuara lantang bahwa harus ada upaya agar bumi kita pijak bersama ini dijaga dengan sebaik baiknya. Liputan tentang hal tersebut seakan menggugah kesadaran penulis untuk berbuat hal yang sama, kita bisa kok melakukannnya.

Beruntung pada akhirnya melalui aplikasi whatapps, keinginan untuk memberikan perubahan meski masih remeh temeh sih bisa dilakukan. Adalah Sukaraya Green Community, sebuah perkumpulan warga yang ada di perumahan kami, ini merupakan pengalaman pribadi penulis yang merupakan langkah mengurangi dampak lingkungan.

Masuk komunitas dimana anggotanya saling mengenal karena dari lingkungan yang sama, satu perumahan dan saling menguatkan untuk bisa menata lingkungan, perlahan lahan ada hasil yang diinginkan, memang tak serta tempat yang kami tempati menjadi ijo royo royo. Setiap kebersamaan adalah hal yang menyenangkan.

Baik yang perempuan dan yang lelaki, bahu membahu agar perumahan makin tertata. Beruntung kami mempunyai ketua RW yang mendukung kegiatan warga, di Sukaraya Green Community, anggota dipersilahkan menuangkan ide terbaiknya. Alhasil dari 61 anggota, ada 61 ide bisa dihasilkan agar lingkungan perumahan semakin tertata.

 

Penanaman Pohon Pucuk Merah Awali Jaga Lingkungan

Pohon pucuk merah yang ditanam, semoga membuat lingkungan makin menghijau(dokpri)

 

Sayup terdengar satu tembang lawas milik grup band legendaris Indonesia, Slank yang membawakan lagu berjudul “Nggak Perawan Lagi” yang berkisah tentang tanah air tercinta yang mengalami hutan makin botak, sungai yang kotor hingga laut dengan sampah yang menyertai. Sedih memang akan tetapi berdiam diri juga tak akan menyelesaikan masalah, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menanam pohon pucuk merah. Kali ini Ketua RW 05 Perum Sukaraya mengambil inisiatif melakukan penanaman di areal ruang terbuka hijau yang lokasinya di blok A dan AB.

Keuntungan menanam pohon pucuk merah karena memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida lebih banyak di banding pohon yang lainnya.Sehingga pohon ini merupakan pembersih udara secara alami, lagi pula  pohon pucuk merah cukup populer sebagai pohon yang peka terhadap pencemaran udara.

Saat ini pohon pucuk merah di perumahan Sukaraya Indah tumbuh subur dan semakin kuat serta mulai terlihat anggun dengan daun yang kombinasi warna merah dan hijau. Penghijauan semakin masif ketika Sukaraya Green Community mulai melakukan grand opening pada tanggal 28 Februari 2022.

Camat Karang Bahagia berkenan melakukan peresmian keberadaan Sukaraya Green Community dengan melakukan penanaman pohon. Semoga ikhtiar menghijaukan perumahan dikemudian hari akan terasa dampaknya, yang perlu diapresiasi adalah saat sepuluh ketua RT mendukung apa yang telah diupayakan pihak RW untuk melakukan penghijauan.

 

Berdiet Penggunaan  Plastik Belanja

Penggunaan tas kain pegganti tas plastik, yuk kita lanjut penggunaannya(dokpri)

 

Sebagai seorang blogger kerap mendapatkan goodie bag, yang paling seru ketika goodie bag itu berupa tas kain yang bisa dipakai berulang ulang, tas kain inilah yang dapat menggantikan fungsi tas plastik sehingga bisa mengurangi volume sampah plastik. Permasalahan sampah plastik bukan untuk disepelekan.

Sungai Citarum yang mengalir di daerah kabupaten Bekasi ternyata perhari terbebani sampah satu ton perharinya jika musim penghujan. Sampah plastik biasanya akan sulit terurai oleh alam, bahkan sebuah botol minuman air mineral misalnya akan memerlukan waktu bertahun tahun untuk terurai.

Penggunaan plastik belanja juga turut menyumbang sampah, coba kalau diperhatikan ketika belanja di tukang sayur saja, untuk jenis sayur yang berbeda, plastiknya pun berlainan. Malah tukang sayur sempat heran ketika penulis menolak untuk mendapatkan plastik belanjaan, untuk apa nambah sampah kalau bisa menggunakan tas kain.

Diet sampah plastik memang perlu kita optimalkan, data Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan total sampah nasional pada tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton, sampah plastik menyumbang 11,6 juta ton. Ceritanya mungkin bisa berbeda bila setiap individu menerapkan diet plastik belanja.

Untuk para blogger yang masih menyimpan tas kain, yuk bareng bareng untuk meminimalkan penggunaan tas belanja plastik, menggunakan tas kain juga tidak kalah keren lho, bahkan perawatannya juga gampang, tinggal di cuci lalu bisa digunakan kembali. Perubahan iklim terjadi karena juga ulah manusia, saatnya kita bersuara sebagai blogger untuk perubahan iklim yang terjadi.

 

 

Menanamkan Kesadaran Cinta Lingkungan Kepada Anak anak

Menumbuhkan peduli lingkungan kepada anak anak(dokpri)

 

Bocah unyu unyu dengan seragam warna warni dari tempat mereka belajar menyemarakan pagi hari. Mereka adalah anak anak yang belajar di PAUD atau TPA, tampak antusias mendengarkan Teh Elis Yanti Nurhayati yang juga anggota komunitas. Usia bocah bocah lucu ini sekitar 5 hingga 6 tahun, namun mereka terlihat antusias mendengar penjelasan Teh Elis tentang fungsi pohon bagi alam sekitar.

Mereka pun diedukasi tentang cara yang benar untuk membuang sampah dan memilahnya di tong sampah yang disediakan. Biasanya anak anak akan lebih menyerap ilmu dengan apa yang dilihatnya, ketika mereka sedari kecil telah diedukasi untuk mencintai dan menjaga lingkungan, sangat mungkin jika kelak mereka dewasa akan lebih peduli.

Indonesia tercinta dalam 23 tahun kedepan akan memperingati usia kemerdekan ke 100, disebut sebut sebagai generasi emas. Bocah bocah mungil saat ini yang antusias menanam pohon, yang tertawa lepas ketika belajar dengan benar cara membuang sampah,kelak akan menjadi pemuda pemudi tangguh yang semoga peduli dengan lingkungannya.

Inilah pentingnya menanam kenangan positif di waktu kecil

Menuju Pengelolaan Sampah Bersama Komunitas SGC

Permasalahan sampah di perumahan tak serta merta selesai dengan diangkutnya sampah oleh Dinas Kebersihan, ketika penulis berbincang dengan ketua Sukaraya Green Community, soal sampah memang telah menjadi agenda bagi komunitas untuk pengelolaannya, memanfaatkan sampah rumah tangga dengan dijadikan kompos. Saat ini terkendala dengan tempat.

“Belum ada tempat pengelolaan sampah menjadi kompos, namun komunitas sedang mengupayakan agar sampah ada kebermanfaatan bagi warga,” ungkap Rukmana HS yang menjadi ketua SGC.

Semoga pengelolaan sampah di lingkungan perumahan Sukaraya Indah menjadi kenyataan #UntukmuBumi #TeamUpforImpact yang nantinya mengelola sampah warga dan menjadi nilai keekonomian sehingga warga pun merasakan dampak baik dari pengelolaan sampah rumah tangga, maju terus Sukaraya Green Community.

 

Sumber referensi tulisan:

 

https://mediaindonesia.com/humaniora/432188/perangi-sampah-plastik-kkp-bangun-pusat-daur-ulang-di-bekasi

http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/aksi/mitigasi/implementasi/330-menanam-pohon-untuk-mengatasi-pemanasan-global#:~:text=Pohon%20mempuny

https://www.rumah.com/panduan-properti/pucuk-merah-39320

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.