Waspada”Mama Minta Pulsa” Saatnya Cerdas Hindari Penipuan Online Ketika Lebaran

 

Jangan girang dahulu ketika notifikasi di ponsel masuk dan kita dinyatakan salah satu pemenang undian, dengan iming iming berupa mendapatkan hadiah yang menggiurkan. Gunakan logika dan cermati agar tak menjadi korban penipuan. Modus penipuan saat ini sudah semakin lihay, alih alih mendapatkan untung malah buntung karena kena tipu.

Data Kementerian Kominfo di tahun  2021, ada aduan penipuan transaksai online sebanyak 115.756 laporan. Dahulu modus penipuan yang populer adalah “Mama minta pulsa”, namun seiring berkembangnya teknologi, ragam penipuan pun semakin canggih. Saatnya waspada agar tidak tertipu, selalu ada cara bagi para penjahat untuk menangguk keuntungan dari lengahnya kita semua.

Akal akalan yang bisa dilakukan para penipu online menjelang lebaran adalah dengan penawaran lelang, harga barang yang miring dan dibawah harga pasaran sehingga tergiur, bahkan mereka tak segan segan mencatut nama pegawai Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.

Biasanya ada embel embel menjadi pemenang lelang dengan memberikan uang down payment sebesar 10 hinga 30 persen dan ditransfer melalui rekening pribadi. Meski memang saat lebaran, kantong sedang tebal tebalnya karena mendapat THR, jangan sampai kepincut barang murah hasil lelang, namun ternyata terperdaya jua oleh si penipu, waspadalah!

Salah satu yang bikin senewen adalah ulah dari pinjaman online, meski terasa nyaman karena mendapat pinjaman secara mudah, namun perlu diperhatikan juga akan dampak meminjam uang apalagi kepada pinjol illegal yang tak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Perangkap pinjol illegal akan terus tertebar, hati hati adalah upaya yang kita lakukan agar jeratan pinjol bisa dihindari.

Janji manis pinjol illegal  kerap menggunakan penawaran pinjaman secara kilat tanpa agunan, nah kalau sudah begini lebih baik say good bye saja deh, karena otomatis hal yang seperti ini merupakan skema penipuan pinjaman online. Tutup semua akses yang berhubungan dengan pinjol illegal agar menjalani hidup tenang tanpa direcoki tagihan yang mencekik.

 

Awas Modus Penipuan Online Saat Menikmati Syahdunya Lebaran

Lebaran adalah moment istimewa bagi kaum perantau, berjibaku menuju jauh dari keluarga dan berharap mampu mengais rezeki di kota besar. Memanen cuan yang nantinya akan di bawa ke kampung halaman. Namun sangat mungkin moment lebaran yang dinanti malah nestapa yang didapat karena menderita gegara penipuan online.

Iedul Fitri memang menjadi moment spesial bagi seluruh umat mslim didunia termasuk tanah air tercinta, helatan mudik seakan menjadi tradisi tahunan. Bahkan Bank Indonesia telah menyiapkan uang tunai dengan jumlah yang lumayan besar yakni Rp 175 triliun lebih untuk menyambut datangnya bulan suci dan juga lebaran.

Celah para penipu untuk berupaya memperdayai akan terus dilakukan, meski bulan Ramadhan disebut sebagai bulan suci dan saat yang tepat untuk berbuat kebajikan, namun untuk mereka yang menjadikan profesi tipu tipu sebagai mata pencaharian, tak akan pernah surut agar mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara lancung.

Yuk cari tahu  saja yang menjadi modus, lebaran saat tepat untuk berbelanja, apalagi harganya miring, namun jangan kesusu atau terburu buru bila ada yang menawarkan voucher belanja online. Di titik ini bangun kesadaran, ketika meminta mengklik link voucher belanja seraya mengisi seputar info data pribadi, plis jangan sekali kali mengisinya!

Ada penawaran pengkinian data  atau update terbaru dengan cara kirim pesan melalui link seakan akan dari website resmi BCA, dan meminta data pribadi mencakup username, password, nomor kartu debit atau kredit dan PIN. Nah jangan meleng euy karena data pribadi yang kita berikan akan menjadi akses mudah bagi mereka melakukan pencurian informasi.

Waspada Nomor Palsu Halo BCA, Kenali Yang Asli Ya!

 

Bukan melulu alamat palsu, namun ada juga nomor palsu yang ingin menangguk keuntungan dengan cara culas, bahwa segala daya dikerahkan untuk ngibulin orang lain agar mendapat cuan dengan cara tipu tipu. Lebih baik teliti daripada menyesal di kemudian hari. Ada banyak upaya agar bisa mendapatkan kesempatan untuk memperdayai orang orang.

Fake caller adalah upaya menyaru kaum penipu dengan mengaku sebagai institusi resmi, instansi, lembaga resmi atau juga sok akrab  sebagai teman lama. Jangan buru buru percaya, bisa jadi mereka adalah orang orang yang memanfaatkan ketidakjelian karena nomor yang digunakan mirip dengan kontak resminya.

BCA sebagai salah satu bank terbesar di tanah air, tentu saja menjaga privasi para nasabahnya, ada beberapa tips agar tidak terkoneksi dengan nomor palsu Halo BCA. Ini nih yang bisa dilakukan, nomor kontak resmi Halo BCA adalah 1500888. Apabila ada awalan 021 atau juga kode +62 dipastikan nomor Halo BCA nya bodong alias abal abal, abaikan saja ya gaes.

08111500988 dengan centang hijau adalah nomor asli WhatsApp yang dipunyai BCA secara resmi, jika ujug ujug ada nomor yang terhubung tapi bukan nomor seperti yang tertera diatas, bukan pula berwarna hijau, tingkatkan kewaspadaan karena dijamin nomor tersebut adalah nomor WA palsu.

 

“Halo BCA” tertera diponsel ketika panggilan masuk jangan buru buru percaya, cek dengan teliti nomornya. Lebih bagus sih menggunakan aplikasi fake caller sehingga akan dapat terlihat nama penelepon walau belum tersimpan di kontak telepon. Meminimalkan agar tidak tertipu merupakan langkah waspada yang selayaknya bisa kita lakukan.

Adapun bila menerima penipuan, lebih amannya adalah dengan menghubungi call center resmi BCA atau media sosial yang dimiliki BCA. Sehingga ada komunikasi dua arah untuk melaporkan penipuan tersebut. Bila memungkinkan bisa mengunduh aplikasi HaloBCA di Playstore dan juga App Store.

#CariTahuBiarAMan Saling jaga dan saling mengingatkan secara berkesinambungan akan menutup ruang bagi para penipu online agar tidak melancarkan modus operandinya, semoga transaksi pun semakin lancar tanpa waswas kena tipu.

Jangan Umbar Sembarangan Jaga Data Pribadimu

Bijak menggunakan PIN atau OTP, jangan jatuh kepada orang yang tak bertanggung jawab(dokpri)

 

Saat ini jangan sembarangan memberikan data data penting yang menyangkut akses perbankan, berdasarkan data Direktorat Tindak Pidana Siber(Dittipidsiber) Bareskrim Polri, ada kecenderungan kenaikan angka pencurian data pribadi, di tahun 2016 ada 20 kasus laporan pencurian  data pribadi, pada tahun 2020 ada 182 laporan kasus pencurian data pribadi.

Serangan siber seperti ini tentunya sangat mengkhawatirkan kita semua, apalagi saat ini transaksi menggunakan sistem online. Bagaimana menyikapi dengan maraknya pencurian data pribadi, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan agar tidak merugikan diri sendiri.

Jangan pernah membuat password yang gampang ditebak, misalnya kombinasi bulan dan tahun kelahiran, lebih baik kombinasikan antara huruf dan angka sehingga sehingga susah untuk menerka yang namanya kata sandi, setelah itu alangkah baiknya mengganti password secara berkala.

Baik Personal Identification Number(PIN) atau juga One Time Password(OTP) sama sama penting untuk tidak disebarluaskan meski kepada orang orang terdekat, apalagi orang yang tak dikenal, PIN merupakan sistem keamanan yang bisa kita gunakan dan biasanya kita bisa tentukan susunan angka.

Sedangkan OTP digunakan sebagai autentikasi data ketika mengakses transaksi secara online. Kedua duanya harus dijaga agar terhindar dari kejahatan penipuan, karena saat ini semakin banyak orang yang tidak bertanggung jawab. Bila dari diri kita sendiri disiplin untuk menjaga PIN dan OTP maka para penipu online pun akan kesulitan melancarkan aksinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.