Guru Honorer KP Rawa Kuda Inovasikan Teknologi Refill Station Mas ECO Kurangi Penggunaan Botol Plastik

Mas ECO karya guru honorer SDN Karang Harum 03, refill station besutan Dede Nurdiansyah(dokpri)

 

 

Persoalan sampah plastik di tanah air kerap memantik keprihatinan berbagai kalangan, data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2022, timbulan sampah dari 34 kota dan kabupaten se-Indonesia mencapai 3,032,927.24 ton/tahun. 16,01% diantaranya adalah sampah plastik.

Ekosistem lingkungan akan terancam, karena sampah plastik sulit terurai oleh alam, permasalahan sampah plastik ini membuat Dede Nurdiansyah yang merupakan guru honorer SDN Karang Harum 03 berinovasi untuk mengurangi sampah plastik, yang dilakukannya adalah memodifikasi dispenser berbasis IoT.

Membeli produk tanpa kemasan, air di dalam galon akan keluar setelah ditaping kartu, dalam jumlah tertentu air akan mengisi tumbler, kartu harus mempunyai saldo untuk membeli air di galon, yang seru adalah konsumen bisa memilih jenis air apakah panas atau dingin dan jumlah liter yang diinginkan,pengguna hanya menyiapkan tumbler atau tempat minum.

Inovasi karya Dede Nurdiansyah yang disebut sebagai Teknologi Refill Station Mas ECO untuk reduce botol plastik sekali pakai, diganjar sebagai Penerima Apresiasi Satu Indonesia Award Provinsi 2021. Dispenser”jadi-jadian” ala guru honorer ini tidak melulu bisa di isi air, namun dapat digunakan untuk sabun cair, shampoo ataupun cairan pembersih lantai.

Bila saat ini produk produk tersebut dikemas dalam kantong plastik, jika menggunaan mas ECO, maka sampah plastik yang dihasilkan akan berkurang. Ada rasa optimisme di wajah Dede ketika ditemui penulis, ia berharap inovasi yang dikembangkan berupa dispenser pintar, mendapatkan sponsor dan diproduksi secara massal.

Kepada penulis, Dede Nurdiansyah mendemonstrasikan cara kerja Mas Eco(dokpri)

 

Mimpi Dede Nurdiansyah adalah dispenser ramah lingkungan yang berjuluk Refill Station Mas ECO berada di titik keramaian serta berguna bagi khalayak untuk memanfaatkan air minum tanpa perlu membeli botol kemasan yang justru akan memberi tambahan sampah plastik, tentu saja ini akan menjadi masalah bagi lingkungan.

Spirit inovasi Mas ECO adalah mengurangi penggunaan barang, dalam hal ini adalah botol plastik sekali pakai, pria yang pernah mengikuti Olimpiade Sains di Kuala Lumpur pada tahun 2008 ketika saat jadi mahasiswa, menjelaskan penggunaan Mas ECO untuk mengkampanyekan membawa tempat minum sendiri, zero plastik dalam bertransaksi, khususnya dalam produk produk cair.

Kabupaten Bekasi harus mengatasi darurat sampah, permasalahan sampah di daerah yang berdekatan dengan ibu kota Jakarta adalah sampah di sungai dan sampah plastik. Polemik lainnya adalah semakin menggunungnya sampah di TPA Burangkeng, sehingga inovator Dede Nurdiansyah yang merupakan anak Bekasi tergerak membuat dispenser pintar Mas ECO.

Dispenser Pintar Mengoptimalkan Gaya Hidup Go Green

Go Green dalam aplikasi penggunaan Mas ECO, mengurangi sampah plastik(dokpri)

 

Merawat lingkungan, mencintai bumi yang kita tinggali bersama, mewujudkan kesadaran bahwa planet biru yang cantik ini selayaknya terus di jaga, dispenser pintar Mas ECO besutan Dede Nurdiansyah menjadi penanda bahwa konsep go green adalah satu keniscayaan, tiga komponen yang mendukung go green adalah reduce, reuse serta recyle.

Tak serta merta masyarakat mengerti gaya hidup go green bila tidak teredukasi dengan baik, hadirnya Mas ECO menjadi aksi nyata pentingnya zero plastik dalam kesehariannya.
“Mengubah pola pikir masyarakat, kesadaran harus dibangun, mungkin akan sedikit ribet,sukarela membawa botol atau tumbler untuk membeli di refill station Mas ECO, namun harga lebih murah sih,” imbuh Dede Nurdiansyah.

Untuk saat ini refill station Mas ECO telah hadir dibeberapa kantor dan juga kampus, harapan Dede adalah orang orang yang diruangan tersebut nantinya terbiasa dengan zero plastik, mereka dapat air minum namun membawa botol, isi ulang tanpa menghasilkan sampah, haus langsung minum tanpa menghasilkan jejak berupa sampah.

Menjembatani Era Industri 4.0 dan Era Society 5.0 Dengan IoT

Penggunaan IoT sangat berguna dalam pemrograman Mas ECO(dokpri)

Penulis berdecak kagum taktala Dede Nurdiansyah mendemonstrasikan cara kerja Mas ECO, kartu multi trip yang biasa digunakan untuk commuter line, ditempelkan pada bagian depan dispenser, kemudian mengetikan jumlah nominal, air pun mengalir otomatis dari dispenser dan disesuaikan dengan jumlah nominal yang diinginkan.

Hal tersebut terjadi karena teknologi Radio Frequency Identification, dengan gelombang radio identifikasi data terjadi, kunci dari semua itu adalah RFID tag berupa chip yang dapat merekam informasi transaksi. Penggunaan dispenser menjadi “pintar” disebabkan Internet of-Things(IoT).

Tap e-money yang ditempelkan pada bagian depan dispenser(dokpri)

Dengan runut Dede Nurdiansyah memberi penjelasan, RFID saat ini teraplikasi dalam uang elektronik, sehingga Mas ECO pun dapat digunakan dengan menggunakan Brizzi, Flazz atau juga kartu multi trip commuter line, selama memiliki jumlah saldo yang cukup, maka Mas ECO mampu membaca kartu sebagai alat bantu pembayaran.

Selain menggunakan RFID, Mas ECO pun bisa digunakan dengan memanfaatkan QR Code. Kode berbentuk persegi panjang dengan warna dominan hitam dan putih. QR merupakan singkatan dari Quick Response, yaitu kode pemindaian otomatis yang mampu memberikan tautan informasi dan diteruskan ke browser. Wah ternyata Mas ECO canggih juga ternyata.

Mas ECO terkoneksi dengan internet, perancangan dispenser pintar menggunakan perangkat keras Arduino, kemampuan Arduino mampu membaca data sensor dan menciptakan perangkat saling berhubungan. Berbeda dengan dispenser biasa, Mas ECO dilengkapi layar lcd yang memberikan informasi, jumlah saldo yang tertera atau banyaknya liter air yang keluar.

Setelah memasuki era industri 4.0, kini selayaknya bangsa Indonesia bersiap untuk penggunaan Society 5.0 yang telah digagas negara Jepang sejak 21 Januari 2019. Bila 4.0 menerapkan kecerdasan buatan atau AI, sedangkan Society 5.0 menerapkan teknologi modern akan tetapi manusia tetaplah sebagai komponen utama, internet memang penting dalam teknologi kekinian, namun teknologi dan manusia akan berdampingan.

Bangkit Bersama Untuk Indonesia Mengurangi Sampah Plastik
Data World Population pada tahun 2021 menyebutkan, Indonesia menduduki rangking kelima sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut, ada 56.333 ton sampah plastik berada di lautan negara tercinta. Bahwa sampah plastik yang susah terurai akan membawa dampak buruk bagi keselamatan serta kesehatan hewan laut.

Tak dinyana ada sosok pria dari Kabupaten Bekasi, mampu membuat inovasi teknologi pengelolaan sampah, asli buatan Indonesia, kehadiran dispenser pintar Mas ECO tentunya bertujuan agar meminimalisir penggunaan botol air kemasan, bila masyarakat terbiasa membawa kemasan minuman sendiri, tentu ini akan memberi dampak pengurangan sampah plastik.

Begitu juga bila kaum ibu ibu yang terbiasa membeli kebutuhan rumah tangga, dalam kemasan plastik yang berisi shampo, sabun pencuci piring atau juga pembersih lantai, dengan dispenser pintar Mas ECO penggunaan kemasan plastik dapat diminimalisir. Bahwa soal sampah plastik merupakan tanggung jawab bersama.

Pemerintah Indonesia mempunyai target yaitu mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 75% pada tahun 2025, ada waktu untuk bangkit bersama agar hal tersebut menjadi kenyataan, bahwa plastik merupakan bagian dari manusia saat ini. Seorang guru honorer dari Kampung Rawa Kuda telah memulai upaya memangkas timbulan sampah plastik dengan Mas ECO, rasanya tak elok bila kita tak mendukung upayanya untuk mereduce sampah plastik.

 

Bertemu Dengan Dua Kali Penerima Apresiasi Satu Indonesia Award Provinsi

Dede Nurdiansyah ketika diwawancarai penulis(dokpri)

Keseharian sebagai guru honorer, namun tangan terampilnya tak henti untuk berinovasi membuat perkakas menjadi berdaya guna, impiannya saat ini adalah memodifikasi traktor yang dapat dioperasikan secara jarak jauh dengan menggunakan remote kontrol. Ternyata Dede Nurdiansyah(33) telah dua kali menerima Apresiasi Satu Indonesia Award.

Alumnus Institut Sains dan Teknologi Nasional(ISTN) jurusan teknik mesin. Pada tahun 2017, pria murah senyum ini mendapat Apresiasi SIA provinsi kategori individu, bidang teknologi, dengan judul kegiatan “Si Gemes untuk peduli sampah”, kali kedua ia kembali lagi mendapatkan Apresiasi SIA Provinsi tahun 2021 dengan dispenser pintar Mas ECO.

Mengikuti Satu Indonesia Award berawal dari obrolan dengan penggiat lingkungan Bekasi, Indra Jaya yang berasal dari Kp Kedung Gede yang mengelola Ecovillage Kedung Waringin Bekasi. Akhirnya ia pun bertekad untuk mengikuti SIA dengan karya unggulan berupa dispenser pintar berbasis teknologi IoT.

Menurut Dede Nurdiansyah capaian Apresiasi SIA Provinsi yang ia dapatkan, patut di syukuri mengingat ketatnya persaingan peserta individu dengan inovasi dari beragam bidang seperti Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Inovasi dari guru honorer SDN Karang Harum 03 tampaknya tak jauh jauh dari namanya sampah, jika ditahun 2021 ia memunculkan karya berupa dispenser pinter untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Tahun 2017 lalu ia membuat game main sampah bernama Si GemeS. Bak sampah mempunyai sensor untuk mendeteksi sampah yang masuk, siapa yang membuang sampah paling banyak maka ia berhak mendapatkan skor tertinggi.

Si GemeS mendapatkan Penerima Apresiasi SIA Provinsi 2017, cukup unik memang permainan yang disajikan, sampah dibersihkan dahulu, lalu dimasukan ke bak sampah, ketika Si GemeS terpasang di SDN Jagakarsa 05, beberapa siswa antusias buang sampah. Ketika sampah sudah terkumpul, langkah selanjutnya di jual kepada pengepul.

Penulis beruntung dapat bertemu langsung dengan Dede Nurdiansyah, obrolan hangat tentang IoT, persoalan sampah hingga Society 5.0 serta tentu saja hadirnya inovasi refill station Mas ECO yang digadang gadang mampu mereduce botol plastik, semoga hadirnya dispenser ramah lingkungan, mampu memberikan kontribusi untuk persoalan sampah plastik.

Mas ECO dan Si GemeS merupakan kreatifitas dan inovasi dari seorang guru honorer, bahwa perubahan terjadi tak melulu berasal dari kota besar.Dede Nurdiansyah membuktikan dari daerah pinggiran pun bila ada kesempatan, inovasi yang berguna bagi masyarakat bisa diciptakan.

Semangat perubahan dari program Astra berupa Satu Indonesia Award akan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia tercinta. Kita dapat melakukan bersama sama memunculkan semangat dan inspirasi, pasca landainya pandemi dan semakin pulihnya bangsa Indonesia dari Covid-19, yuk bersegera bangkit. Dari Kampung Rawa Kuda, Dede Nurdiansyah telah memulai dengan karya keren Mas ECO, Bangkit Bersama Untuk Indonesia, bisa banget!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.