
Mempersoalkan permasalahan sampah, bukan melulu wewenang pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Sampah terutama berupa sampah plastik, di tanah air tercinta menjadi persoalan pelik dan serius, Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2022, sampah nasional mencapai 68,5 juta ton.
Meski di Indonesia mempunyai Hari Peduli Sampah Nasonal yang diperingati setiap 21 Februari, persoalan rumit sampah yang kerap memicu kerusakan lingkungan, seakan tak pernah usai. Perlu ada upaya serius yang menjadi gerakan bersama, agar sampah plastik tidak menjadi bom waktu di kemudian hari.
Indonesia mempunyai target jangka panjang, yakni di tahun 2040 terbebas dari sampah plastik.Meski terasa masih lama, namun upaya tersebut sudah dimulai, salah satunya oleh Bank Syariah Mandiri. Bukti sahihnya adalah ketika penulis melihat secara langsung Reserve Vending Machine(RVM) di Gedung BSI Wisma Mandiri 1.
Mesin daur ulang sampah plastik dengan tulisan besar Bank Syariah Indonesia, serta logo Plasticpay. Merupakan mesin penukaran botol plastik yang dapat dikonversikan menjadi point. Ini merupakan teknologi daur ulang, dengan basis platform digital, RVM di Gedung BSI Wisma Mandiri bukanlah mesin satu satunya.
Ketika helatan G20 di Bali tahun lalu, BSI menempatkan 20 RVM. Tak berhenti di situ, BSI gaspol menempatkan 17 RVM di seluruh Indonesia, sehingga pada tahun 2023, akan ada 50 RVM yang akan membantu proses daur ulang sampah botol plastik. Ini memberi contoh konkret bahwa BSI sangat serius mengedukasi penanganan sampah plastik bagi masyarakat.
Mengatasi Si Biang Kerok Bernama Polyproylene

Dalam kehidupan sehari hari, rasanya kita semua tak bisa lepas dengan namanya kantong plastik, atau lebih populer di sebut “kresek”. Penggunaan kantong plastik seakan membersamai gaya hidup manusia modern, Namun penggunaan kantong plastik secara berlebih akan berbahaya bagi kehidupan.
Faktanya botol dan gelas plastik yang kerap digunakan oleh kita semua, baru bisa terurai setelah 50-80 tahun. Belum lagi timbulan sampah styrofoam dalam kemasan makanan yang juga mencemari lingkungan, saatnya jadi lebih tahu bahwa produk Polypropylene yang hasil turunan bahan bakar fosil, harus digunakan secara bijak.
Bank Syariah Menggerakan Ekonomi Hijau
Program prestisius BSI yang menggelorakan ekonomi hijau adalah, Small Movement for Green Economy, gerakan ini mulai dicanangkan saat memperingati Hari Tanpa Kantong Plastik Internasional pada tanggal 3 Juli 2021. Saat itu dikenalkan namanya RVM, tahu nggak sih gaes dampak hadirnya RVM sangat signifikan.
Mesin daur ulang sampah BSI telah mengumpulkan 1577 kilogram sampah atau setara 90.521 botol. Melalui kreasi pelaku UMKM binaan BSI, sampah plastik menjadi barang daur ulang yang berguna, maka terciptalah kreasi unik dalam bentuk sajadah, tempat laptop, sepatu, topi, hingga goodie bag.
Masyarakat umum bisa berpartisipasi, cukup melakukan scan barcode, sat set sat set botol plastik maka point akan didapat, tukar point dapatkan merchandise BSI. Adapun 1 point setara satu rupiah, untuk ukuran botol plastik 600 ml mempunyai nilai point 56 atau sama dengan Rp 56. Untuk 1kg sampah mendapat 2968 point, setara dengan cuan Rp 3.000.
Dukungan ekonomi hijau BSI, melalui pembangunan konsep green building, gerak nyata adalah dibangunnya Gedung BSI regional Office Aceh yang ramah lingkungan. Pemilihan material memperhatikan keseimbangan alam, memasang panel surya diatapnya, ada ruang terbuka di lantai empat. Ini merupakan perwujudan nyata BSI akan ekonomi hijau.
Tumbuh Seimbang Berkelanjutan Rahmatan Lil Alamin

Sebagai salah satu bank syariah terbesar di tanah air, BSI tak melulu mengurusi sektor ekonomi. Mengusung konsep syariah berlandaskan nilai nilai keislaman, bahwa tumbuh seimbang berkelanjutan adalah keniscayaan. Untuk permasalahan lingkungan pun ternyata BSI tetap peduli.
Setiap usaha yang dimulai dengan arah kebaikan, Insha Allah dimudahkan urusannya oleh Sang Pencipta. Bukti nyata adalah ketika dalam ajang LPS Banking Awards 2022, BSI terpilih sebagai Bank Teraktif Dalam Praktek Green Banking. Keberhasilan ini sebagai penanda,suksesnya BSI menerapkan Environmental,Social, Governance.
Istimewanya lagi bagi BSI yang menyalurkan dana Corporate Social Responsibility dengan menyunggi konsep 3P yakni People,Planet dan Profit. Menyasar perbaikan lingkungan, BSI telah mengadakan penanaman mangrove sebanyak 20.000 di pesisir pantai. Jangan lupa juga saat ini BSI berkesinambungan,melejitkan daya guna plastik, menjadi barang yang mempunyai nilai jual lebih.
Yuk Jaga Bersama Indonesia Yang Kita Cinta
Rasanya tak rela bila negara yang kita cintai memiliki peringkat kelima sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut.Catatan buram berdasar World Population Review, tahun 2021, laut di Indonesia disesaki oleh sampah plastik sebanyak 56 ribu ton. Sebagai generasi penerus bangsa, jangan sampai ini berulang ke generasi selanjutnya.
Upaya yang concern, melakukan hal yang baik bagi Indonesia, sehingga tak ada darurat sampah plastik di Nusantar.Selayaknya semakin cerdas untuk berperilaku untuk diet penggunaan kemasan plastik.
Hadirnya mesin daur ulang sampah botol plastik dari BSI, penulis meyakini korporasi raksasa perbankan syariah di tanah air,BSI senantiasa memiliki rasa cinta tanah air, dahulu para pejuang merebut kemerdekaan dari penjajah. Kekinian tak perlu angkat senjata.Bela negara, bela bangsa, yuk buang saja sampah pada tempatnya.
Dengan nilai nilai perusahaan”AKHLAK”, BSI akan senantiasa Amanah,Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Percaya deh sampah botol plastik aja di jagain menjadi barang suvenir cantik, apalagi kamu. Edukasi daur ulang sampah plastik dari BSI memang beda, punya kelas tersendiri.