Pembangunan Ramah Lingkungan, Mampukah Rumah Modular Mengatasi Backlog Perumahan di Indonesia

Ikutan Webinar Tempo Media Week dengan bahasan rumah modular(screenshot webinar)

 

Mempunyai hunian adalah dambaan keluarga di Indonesia, namun faktanya, banyak keluarga di tanah air belum memiliki tempat tinggal. Data dari Survey Sosial Ekonomi Nasional(Susenas) 2020, angka backlog perumahan mencapai 12,75 juta. Berarti kesenjangan antara jumlah rumah terbangun, dengan rumah dibutuhkan, angkanya siginfikan.

Selain itu ada fakta yang menyebutkan bahwa generasi milenial yang berusia antara 27 hingga 41 tahun, saat ini kesulitan memiliki tempat tinggal. Padahal populasi mereka di tanah air menurut Badan Pusat Statistik dalam sensus penduduk tahun 2020, mencapai 69,38 juta atau 25,87% dari populasi penduduk.

Beruntung penulis dapat mengikuti Tempo Media Week 2023, dengan tema Heal The World, berkesempatan gabung di talkshow bertema Rumah Modular Sebagai Alternatif Perumahan Masa Kini yang Ramah Lingkungan, pada 1 Maret 2023. Yang seru sih nara sumbernya memaparkan materi “ daging semua”.

Empat nara sumber memberikan cakrawala baru dalam berpikir, bahwa penyelamatan lingkungan bisa di awali saat membangun rumah tinggal, konsep rumah modular dengan matrial bahan bangunan hemat energi, mampu memberi dampak baik agar buangan karbon dioksida dapat di minimalisir.

Terima kasih untuk Dwi Wanto, Vice Presiden of Engineering PT Waskita Beton Precast Tbk. Iwan Prijanto, Ketua Umum Green Council. Tri Resandi, Desain Planning PT Panasonic Home Deltamas. Novriansyah Yakub, Arsitek Rumah Modular. Dua jam terasa singkat, untuk mengetahui rumah modular, dan masa depan dunia yang ramah lingkungan.

Untuk memiliki rumah tak melulu berpikir tentang ramah di kantong, namun juga dipikirkan bahwa dampak lingkungan setelah rumah dibangun. Mungkin saat ini mendesain hunian dengan konsep rumah modular belum begitu popular dan ngehits, namun dengan adanya trend produk ramah lingkungan, beberapa tahun kedepan, rumah modular akan semakin diminati.

Zero Waste Keniscayaan Indonesia Menuju Total Net Zero 2060

Dari sekarang bersiap menuju total net zero tahun 2060(screenshoot webinar Tempo Media Week)

“Ngukur zero karbon itu sederhana,berapa kita bayar listrik, biaya energi yang dikeluarkan, bayar listriknya separuh.Berarti telah mereduksi konsumsinya dan juga penggunaan alat alatnya lebih efisien,” papar Iwan Prayitno.

Tahun 2030, semua bangunan baru harus dalam kondisi net zero pada tahun 2050, namun di negeri tercinta menjadi mundur 10 tahun lagi di tahun 2060. Target emisi di Indonesia bertumpu pada transisi energi, padahal sektor bangunan konstruksi, yang perlu menjadi pembahasan seharusnya bagaimana kita mengkonsumsi energi.

Tugas bersama dan bagian upaya agar menurunkan emisi sehingga healing the world adalah keniscayaan, ada pencegahan supaya perubahan iklim tidak benar benar terjadi. Selayaknya menurunkan energi menjadi bagian dari gaya hidup.Salah satunya dengan mengganti perlengkapan ramah lingkungan dengan menggunakan inventer.

Jadi tahu nih, modular construction merupakan model konstruksi yang menurunkan konsumsi energi.Jika bangunan tinggi membutuhkan luas lantai yang sangat besar energinya, selain itu atap bangunan tinggi sangat sedikit untuk menggunakan solar panel yang mampu memanen cahaya matahari sebagai sumber energi.

Bila kita tetap bijak untuk mendukung zero waste dalam keseharian, memulai langkah mengurangi emisi. Bukan hal yang mustahil net zero di tahun 2060 bagi Indonesia adalah hal yang konkret. Yuk sama sama agar rendah emisi bukan sekedar basa basi menjadi bahan diskusi, namun ada tindakan nyata, agar bumi yang kita pijak bersama tetap menghijau.

 

Rumah Modular Potensi Hunian Masa Depan

 

Urbanisasi di kota kota besar seperti Jakarta menjadi hal yang kerap terjadi. Semakin banyak orang yang membutuhkan tempat tinggal, terutama keluarga muda, keluarga baru yang berasal dari kalangan menengah. Kenyataannya saat ini lahan untuk tempat tinggal semakin mahal.

Bahkan saat ini generasi milenial terancam tak memiliki rumah, mereka memilih menyewa rumah atau mengontrak, tinggal di kost kostan adalah pilihan sebelum benar benar memiliki rumah permanen. Namun ternyata bangunan pun malah menyedot penggunaan energi, dan emisi karbon dioksida, lebih besar 30% dibanding sektor transportasi.

Bagaimana kita menghadapi masalah pelik ini? Membangun rumah tidak konvensional adalah pilihan yang layak untuk di coba. Novriansyah Yakub, Arsitektur Rumah Modular, pernah memanfaatkan kontainer bekas untuk didaur ulang, menjadi ruangan yang terintegrasi dengan bangunan induk dibawahnya.

Rumah modular bisa menggunakan dinding metal, fiber semen, bahkan matrial plastik hingga precast. Dengan variasi tertentu yang bisa disesuaikan, proses desainnya lebih praktis, cepat dan sistematis, sehingga menjadi tempat hunian yang nyaman, vila ataupun extension dari bangunan. Rumah modular jawaban jitu untuk mereka yang ingin mempunyai rumah, namun tak perlu ribet membangunnya.

Sistem modular tak melulu tentang rumah hunian yang akan ditinggali bersama keluarga, modular teraplikasi sebagai tempat usaha, bentuk toko maupun kios bisa mengadopsi sistem modular, dan ruang usaha jadi lebih estetik.

Waskita Beton Sinergi Untuk Terus Berkarya

Waskita Beton Precast selalu menghadirkan inovasi dengan kualitas ramah lingkungan(instagram @waskita_precast)

Waskita Beton Precast tak dapat dipisahkan dari nama besar Waskita Karya, namun poin pentingnya adalah ternyata Waskita Beton Precast(WBP) merupakan pelopor di manufaktur bangunan modular.Layanan WBP meliputi Beton Precast, Ready Mix atau beton cair, serta Kontruksi & Post Tension.

Pada kenyataannya WBP bersentuhan dengan rumah modular. Ingat permainan lego? Yang menyusun keping demi keping bagian dan disusun sehingga menjadi bentuk yang di inginkan. Hei gaes seperti itulah rumah modular, komponen modul modul frepabrikasi di bawa ke lokasi tujuan. Di rakit menjadi satu unit rumah, pengerjaannya jadi lebih efektif dibanding rumah konvensional.
“Inovasi yang dikembangkan WBP adalah mempunyai kualitas ramah lingkungan, namun biayanya kompetitif,” papar Dwi Wanto.

Tipikal rumah modular sebenarnya sudah diterapkan sejak zaman dahulu, seperti bangunan candi yang terpasang dari berbagai komponen yang menyertainya. Selain itu sistem modular memiliki beberapa keunggulan seperti, peningkatan kualitas, keselamatan semakin membaik, mengurangi biaya hingga 40%, memungkinkan berkurangnya dampak sosial dan dampak untuk lingkungan.

Karya nyata persembahan dari WBP bagi negeri tercinta, hadirnya Rumah Instan Sederhana Sehat,hasil rumah RISHA yang dimodifikasi oleh WBP menjadikan Rumah RISHA hasil besutan Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Umum dan Perumahan Rakyat, menjadi ciamik serta elegant dan futuristik.

RISHA digunakan di Lombok pada tahun 2019, RISHA Dormitory tahun 2020, RISHA Kupang 2021. Ketika gempa melanda Cianjur, unit RISHA juga dipersiapkan. WBP memiliki inovasi bernama Modular Load Bearing Wall, panel panel dinding yang disusun, untuk struktur bangunan.Kemudian di instalasi di lokasi yang telah ditentukan.

Dwi Wanto berharap bahwa sistem modular WBP dapat diterima oleh masyarakat.Satu hal yang pasti rancangan modular ini memang ramah lingkungan, modular kedepannya bisa mensubtitusi penggunaan semen, keunggulan lainnya adalah adanya efisiensi biaya.

Konsep Efisiensi Rumah Modular Namun Tetap Hasilkan Cuan

Savasa dengan penggunaan beton pracetak, bangunan kokoh dan nyaman untuk dihuni(sumber poto:savasa.id)

 

Bagi korporasi menghasilkan keuntungan merupakan keniscayaan. Tanpa menurunkan kualitas, namun memiliki harga terjangkau. Filosfi ini yang digunakan Savasa, perumahan yang mengusung konsep Smart Design, Smart Product, Smart Community. Dengan luas areal 37 hektare, berada di kawasan Deltamas, Cikarang.

Untuk tipe rumah modular, Savasa termasuk pioner, tagline “Smart Construction”menjadi bukti sahih bagi Savasa, salah satu kuncinya adalah penggunaan Wall Precast Concrete atau beton pracetak. Keunggulan dari WPC ini, menjadikan limbah bangunan semakin berkurang, mengurangi emisi karbon dioksida, ramah lingkungan, daya tahan rumah semakin kuat karena terhindar dari kebocoran dan lembab.

“ Tahapan membangun rumah modular lebih pendek dibanding membangun rumah konvensional. Lebih ramah lingkungan.” Ungkap Tri Resandi di acara webinar Tempo Media Week 2023.

Mengawinkan konsep rumah ramah lingkungan, dengan harga yang terjangkau, plus kekokohan struktur bangunan adalah nilai lebih yang diberikan Savasa kepada konsumen. Kualitas matrial lebih tahan gempa, struktur mumpuni, tetap kokoh meski hunian telah lama tak ditempati, nilai estetis juga didapat karena bangunan terlihat rapi, meski tanpa balok atau pun kolom.

Ternyata rumah modular bisa diwujudkan dalam hunian komersial dengan pendekatan pasar yang mengedepankan kultur peduli lingkungan. Savasa memiliki Smart Township, Smart Security, Smart Home, dan Smart Home. Dengan memelihara lingkungan tetap hijau.

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.