Tangan Terampil Muhammad Aditia, Kain Songket Tampil Memikat

Songket produk PaSH diminanti beragam kalangan(sumber poto: instagram songketpash)

Palembang tak melulu tentang kemasyhuran pempek, penganan ikonik asal kota yang juga mempunyai julukan Venesia dari Timur. Kita beberapa jenak tinggalkan pembicaraan tentang kuliner tersohor ini, Palembang mempunyai keterkenalan yang autentik pada jenis kain, yaitu songket atau sungkit, nan memanjakan mata, tenunan songket menggunakan benang emas dan perak, tak heran jika songket seakan mempunyai daya magis dan memukau.

 

Pesona songket menjadi kebanggaan masyarakat Palembang, tentu juga Sumatera Selatan pada umumnya.
Berkat songket Ki Agus Muhammad Aditia diganjar penghargaan, sebagai penerima apresiasi tingkat provinsi Satu Indonesia Award 2017.

 

Tentu saja tak ada jalan lunak untuk mampu mengenalkan songket kepada khalayak, apalagi pada tahun 2019 ketika Pandemi Covid-19mulai melanda, perlu putar otak agar tetap kreatif memasarkan songket, salah satu yang ditempuh oleh Muhammad Aditia adalah memasarkan kain songket melalui kalangan milenial.

 

Dengan mengibarkan merek songket PaSH, perlahan namun pasti Aditia yang tadinya berjualan souvenir, mulai melirik kain yang dahulunya kerap dipergunakan oleh para bangsawan dan juga pangeran dari Kesultanan Melayu.

 

Di tangan pria yang kerap disapa Adit ini, kain songket makin modis,selain Adit memaksimalkan produk turunan songket seperti dompet baju serta kreasi lainnya yang terlihat unik dan elegan.

Menerima apresiasi Satu Indonesia Award 2017, untuk kategori individu dan bidang UMKM,tak Ayal menjadi pelecut bagi Adit untuk terus melakukan inovasi, berawal dengan modal Rp150.000, Adit mulai menekuni bidang usaha kain songket.

 

Indonesia mempunyai empat Wastra Nusantara, yakni kain batik,kain ikat, kain songket dan kain tenun, dengan menonjolkan sisi eksotisme songket,Adit memulai usahanya dan seiring kegigihannya,PaSH ternyata mendulang kesuksesan.

 

Tas tangan yang dihiasi kain songket(sumber poto:instagram pashsongket)

 

Memiliki toko songket tak berarti lenggang kangkung menunggu pembeli, toko milik Adit yang berada di kawasan 30 Ilir Palembang. Menjadi jalan pembuka bagi Adit untuk melebarkan sayap bisnisnya, selain itu Adit pun melirik pasar digital, PaSH mengepakkan bisnisnya, dan dengan cara kekinian.

 

Merambah official store berbasis digital, seperti Tokopedia atau Shopee dan marketplace lainnya.Lelaki kelahiran Palembang 2 Mei 1993, seakan mempunyai intuisi untuk memasarkan kain songket, Adit yang juga alumnus Universitas Sriwijaya, mempromosikan produk songket melalui internet.

 

Meski termasuk pemain baru dalam bisnis songket, Aditya terus memupuk asa optimisme, produk-produk yang dihadirkan mampu menggugah kaum milenial membelinya. Salah satu trik Aditia, agar barang miliknya dilirik pembeli, harus jeli produk apa saja yang sedang trending.

Optimalisasi pelayanan juga ia tempuh yaitu dengan cara lebih cepat, responsif terhadap keinginan konsumen. Hal ini dicoba Adit agar produknya dikenal orang, ia pun memanfaatkan media sosial sebagai tempat membranding songket buatannya.

 

PaSh wara wiri di medsos seperti Instagram atau pun Facebook, kini pun sering meningkatnya pengguna medsos Tik Tok di tanah air, Adit mengedukasi kalangan muda untuk lebih mengenal songket di platform besutan Zhang Yiming.

Saat ini PT Astra International Tbk, telah dikenal sebagai salah satu korporasi di tanah air yang terdepan untuk mengembangkan UMKM. Memajukan produk hasil lokal, salah satu dari empat pilar Astra adalah kewirausahaan, peningkatan kualitas UMKM,serta memberikan kemampuan entrepreneurial. Adalah bukti komitmen PT Astra International Tbk untuk terus memperkuat kapasitas bisnis UMKM.

 

Songket Palembang kreasi Muhammad Aditia, diminati oleh konsumen, pelanggannya bukan dari Sumatera Selatan saja.Namun kreasi PaSH ini diminati berbagai daerah di tanah air, bahkan tak jarang pembeli dari mancanegara pun meminatinya.

 

Dari transaksi yang tersebut, Aditia mencetak omset hingga ratusan juta, serta kain songket pun yang digandrungi oleh beragam kalangan.
Tak dinyana memang, songket mampu menjadi kain yang fashionable serta stylish.

 

Padahal songket pada umumnya, kerap dipergunakan dalam acara-acara adat atau kegiatan resmi. Muhammad Aditia memodifikasi songket, menjadi produk yang kasual ketika dipergunakan dalam kegiatan sehari hari, sangat nyaman ketika dipakai. Jika kaum generasi milenial menyukai songket, adalah pilihan yang tepat.

Kain songket bagi Muhammad Aditya Bukalah barang baru baginya,sebagai orang yang dibesarkan dalam lingkungan perajin songket, tentu saja Aditya telah inheren dalam persoalan songket,namun minatnya terhadap songket dimulai ketika ia duduk di bangku kuliah pada tahun 2010,Namun ada satu pertanyaan yang muncul di benaknya Mengapa kain seakan mengalami kejumudan.

Usai menuntaskan kuliah di Prodi ilmu komputer, anak muda ini mencoba mendulang limbah kain songket untuk dijadikan cenderamata,berupa gantungan kunci.PaSH merupakan merek souvenir yang terbuat dari kain songket, namun modifikasi pun terus dilakukan dan akhirnya hadir produk-produk turunan kain songket berupa tas dompet ataupun busana siap pakai.

Global Entrepreneur Index, melansir bahwa wirausahawan Indonesia terendah di Asia Tenggara. Singapura mempunyai wirausahawan 8,7 persen dari jumlah penduduk, Malaysia persen, Thailand 4,2 persen. Sedangkan di Indonesia hanya 3,1persen, hadirnya Muhammad Aditia yang pernah menerima apresiasi Satu Indonesia Award 2017 tingkat provinsi,merupakan titik simpul munculnya jiwa-jiwa entrepreneur tanah air, maju terus wahai Pemuda Indonesia

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.