Bisa Apa Dengan Sayuran? Bisa Sekolah Dong!

Nyaman menuntut ilmu, meski membayar sekolah dengan sayur mayur(sumber poto:Muhammad Farid)

Seikat sayur kerap menemani ibu-ibu mengawali hari, sajian murah meriah yang sarat gizi serta sehat,menemani sarapan, makan siang hingga makan malam. Namun bagi Muhammad Farid, kehadiran sayuran bukan melulu untuk ditumis, oseng, atau membuat variasi pelengkap sebagai lauk nasi, pria kelahiran 19April 1976, meraih Apresiasi Satu Indonesia Award pada tahun 2010.

 

Gegara sayur mayur, kok bisa meraih prestasi. Yuk ikuti kisah inspiratif Muhammad Farid, dengan sekolah sayur yang sangat legend di The Sunrise of Java,Banyuwangi.

Alhamdulillah bisa berinteraksi langsung, dengan pendiri serta Kepala Sekolah SMP Ma’had Alam Banyuwangi Islamic School. Meski melalui gawai, namun poin dari obrolan via WhatsApp, memberi sisi lain, bahwa Muhammad Farid merupakan sosok anak bangsa yang peduli dengan dunia pendidikan.

Tanah air dibayangi masalah pendidikan,yang secara kasat mata bisa kita lihat, keterbatasan masyarakat untuk mengakses pendidikan, adanya ketimpangan pendidikan berdasar letak geografis, serta tidak memadainya fasilitas serta infrastruktur. Bukan saatnya untuk mencela, namun Muhammad Farid telah hampir dua dekade concern dengan permasalahan pendidikan di Banyuwangi.

Pilar Pendidikan, salah satu dari empat pilar Astra, bekal pendidikan memang sangat penting bagi bangkitnya peradaban satu bangsa. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, mempunyai data, hingga akhir tahun 2022, jumlah siswa yang berhenti sekolah mencapai 4.834 siswa. Seperti dilansir Kompas.com(29/03/2023),Kecamatan Genteng menduduki urutan kedua dalam masalah anak putus sekolah.

Terobosan unik yang dilakukan Muhammad Farid, sekolah alam yang ia rintis di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng,Kabupaten Banyuwangi, siswa siswinya bisa bersekolah meski membayar dengan sayuran.Muhammad Farid tercatat sebagai penerima apresiasi Satu Indonesia Award di tahun awal terselenggaranya apresiasi prestisius, yaitu tahun 2010.

Sekolah Umum dan Sekolah Alam Saling Berbagi Ilmu

Indahnya berbagi ilmu, saat tepat bersinergi antara sekolah alam dan sekolah umum(sumber poto Muhammad Farid)

Bab XII tentang pendidikan dan kebudayaan di UUD 1945, secara terang benderang termaktub dalam pasal 31 ayat 1 sampai 5, bahwa dalam hal pendidikan. Setiap warga negara mempunyai derajat yang sama mendapatkan hak pendidikan, mengikuti pendidikan dasar,negara mengusahakan pendidikan nasional untuk cerdaskan kehidupan berbangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bisa dibilang pasal 31 ayat 1 sampai 5 Undang Undang Dasar 1945, ruhnya anak bangsa mendapatkan pendidikan tanpa dikotomi,tak memandang letak geografis, kota atau desa, mencakup hak dan kewajiban warga negara tercinta di bidang pendidikan. Idealnya adalah anak anak Indonesia memiliki akses pendidikan yang terjangkau.

Muhammad Farid sejatinya telah mengamalkan Pasal 31 UUD 1945, warga yang kurang mampu, diperbolehkan membayar sekolah dengan sayur-mayur. Namun untuk urusan kualitas bukan kaleng-kaleng,Sekolah Alam yang dikelola Muhammad Farid mempunyai metode ajaran inspiratif,sehingga menjadi model bagi sekolah-sekolah lainnya.

“ Insya Allah kurikulum di Sekolah Alam Banyuwangi Islamic School, bisa diterapkan di sekolah umum. Beberapa waktu lalu, ada kunjungan 35 guru SMP Wahid Hasyim Surabaya, kita berbagi ilmu dengan mereka, agar kurikulum yang ada di sekolah alam Banyuwangi Islamic School, teraplikasikan di sekolah mereka,”ungkap Muhammad Farid.

Memaksimalkan luas lahan 3000 Meter persegi yang beralamat di Jalan Kyai Haji Imam Bahri, Villa Alam Asri, Dusun Jenasari,Desa Genteng Kulon, Kabupaten Banyuwangi. Awal mula Sekolah Alam kondisinya bisa dibilang sederhana, namun kurikulum berbasis kreativitas, membawa sekolah alam ini dikenal lebih luas lagi, karena konsep pendidikan dikemas dengan cara membumi. Namun siswa siswinya dibekali keterampilan untuk kritis berpikir dan inovatif.

Kolaborasi di dalam dunia pendidikan memang sangat diperlukan, Muhammad Farid, telah melakukan satu hal yang positif,yakni dengan terus meningkatkan mutu pendidikan.Namun tak alpa berbagi ilmu dan juga kolaborasi, mampu meramu kerjasama dengan beragam institusi pendidikan, agar kualitas pendidikan semakin naik kelas.

Uniknya Sekolah Pakai Do’a

Kualitas pendidikan yang baik adalah hak semua anak bangsa(sumber poto:Muhammad Farid)

Pernah tampil di acara talkshow terkemuka tanah air dengan host Andy.F.Noya, salah satu sisi menarik yang dibongkar host terkenal, yaitu siswa siswi yang tak mampu, boleh membawa sayur mayur untuk membayar sekolah.

“ Karena konsep membayar sekolah dengan sayur itu, sehingga mendapat apresiasi pemenang Satu Indonesia Award 2010, menampung anak-anak kurang mampu, anak anak dhuafa. Boleh bayar sekolah dengan sayur mayur, bahkan bayar pakai doa juga boleh,” beber Muhammad Farid.

Berkah dari doa para wali murid, serta kerja keras pria yang merupakan alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Ibrahimy Sukerejo,Situbondo. Saat ini sekolah alam besutan Muhammad Farid dan rekannya yang bernama Suyanto, dikenal sebagai sekolah alam yang memadukan kurikulum kreatif,yang siswanya mampu berkomunikasi dengan bahasa Mandarin, Jepang dan Inggris.

Namun tak melupakan pemahaman bahasa Arab, karena kurikulumnya juga mengadopsi sistem pembelajaran ala pesantran modern dan pesantren dengan metode salafiyah. Hasilnya bisa terlihat jelas, para siswa siswi tidak terbebani dengan biaya mahal ketika bersekolah. Mungkin inilah yang dinamakan keberkahan, ada puluhan anak kurang mampu dan kaum dhuafa yang mencicipi pendidikan berkualitas, bayarnya pun pakai sayur pula.

Bisa jadi sekolah alam yang dikonsep Muhammad Farid, menjadi antitesa bagi sekolah alam berbiaya mahal nan selangit, dengan subsidi silang, wali murid yang mampu bayar, dipersilahkan untuk membayar, namun bagi yang tidak mampu, bayar pakai doa bukanlah hal yang tabu,luar biasa!

Life Skill Adalah Koentji

Saatnya penerapan life skill bagi siswa di tanah air(Sumber poto: Muhammad Farid)

Bila dihitung hitung, dua belas tahun dihabiskan untuk pendidikan dasar,menengah pertama dan menengah atas, belum lagi yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Sudahkah instansi pendidikan, melatih life skill seseorang? Jawabnya tentu sangat beragam.

Ada pernyataan Muhammad Farid, membuat penulis terhenyak, qoute yang menggugah, dan ini bisa jadi pendidikan di tanah air, bila menerapkan metoda ini, mampu melejitkan kualitas pendidikan di negeri yang kita cintai.

“Lembaga disini harus menerapkan life skill ke anak-anak, bila jenjang SMP berarti dia menginvestasikan umurnya, masa tiga tahun belajar. Harus ada sesuatu yang didapat, seperti model garansi, apa yang di garansikan ke anak didik untuk waktu tiga tahun belajar di kita. Makanya salah satu skill yang harus didapatkan dalam durasi tiga tahun,” ujar Muhammad Farid.

Lebih lanjut lelaki yang merupakan Sarjana Hukum Hukum Islam, di sekolah alam yang ia kelola, pengejawantahan life skill bagi para siswa. Adalah berupa tiga camp, yaitu Kitab Kuning Camp, Tahfiz Camp dan English Camp,yang masuk pembelajaran dan di luar pembelajaran. Wah keren juga ya bekal life skill sekolah alam Banyuwangi Islamic School.

Kecakapan hidup atau life skill, memang selayaknya diajarkan kepada siswa siswi, mengingat era sekarang adalah persaingan semakin mengglobal. Kegunaan kecakapan hidup, yang terus dipoles oleh Sekolah Alam BIS, membuat siswa-siswinya mampu menggapai keterampilan, yang disokong berpikir kritis serta kreatif. Nantinya akan berguna ketika siswa-siswi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Sinergi dan Kolaborasi Menajamkan Mutu Pendidikan Banyuwangi

Membangun sinergi dan kolaborasi untuk bangkitnya pendidikan di Banyuwangi(sumber poto:Muhammad Farid)

Kemenangan dalam Satu Indonesia Award 2010, memberi dampak positif bagi Sekolah Alam BIS. Ekspos media, yang menitikberatkan tentang bayar sekolah dengan sayur menjadi viral saat itu, hal ini tentu saja menjadi magnet atau daya tarik. Sehingga semakin banyak orang yang ingin tahu, kiprah sekolah alam BIS.

Laman kemdikbud.go.id “Sekolah Kita”, sekolah Alam BIS masuk dalam akreditasi B, dengan jumlah guru delapan orang, siswa laki-laki 43 orang serta siswa perempuan 18 orang rombongan belajar 3.

 

Menurut Muhammad Farid, Pemda Banyuwangi membantu keberadaan sekolah alam yang ia kelola, aktivitas seperti biasa dan bersinergi, pengawas mendorong sekolah alam BIS, untuk berada dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).

 

Adapun MKKS adalah satu forum, yang merupakan perkumpulan kepala sekolah dalam lingkup Kecamatan, baik kepala sekolah negeri maupun swasta.

Semoga Sinergi antara Sekolah Alam BIS dan pemerintah Kabupaten Banyuwangi, di satu ketika akan menuai semangat hari ini dan masa depan Indonesia. Bukan saatnya berjibaku dalam kompetisi yang memantik perseteruan, saatnya bangsa Indonesia terus berkolaborasi agar dunia pendidikan tanah air semakin mengkilap bercahaya menembus peradaban,amin!

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.