Sasakawa Health Foundation Peduli Kusta di Indonesia, Bagaimana Dengan Kita?

Saatnya peduli dengan kusta, itu juga yang dilakukan Sasakawa Health Foundation bagi pengentasan kusta di tanah air

Acara talkshow tentang kusta nan ciamik di channel Youtube Berita KBR(dok screenshot Berita KBR)

Serasa hati gerimis saat Berita KBR  di channel youtube mengupas tentang kusta di Indonesia Bahkan orang lain begitu peduli, tentang penyakit kusta di tanah air, bahwa kenyataannya penyakit Hansen’s atau Morbus Hansen. Kita mengenal sebagai penyakit kusta atau lepra, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.

Ternyata lepra mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir di negeri tercinta, kasus baru kusta mencapai 18000 kasus, bukan satu prestasi yang bikin bangga sih gaes. Bahwa Indonesia merupakan negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia, diskusi tentang kusta bersama Sasakawa Health Foundation (SHF), memberi cakrawala baru bagi penulis tentang kasus kusta di Indonesia.

Apalagi kerjasama ciamik Berita KBR dan NLR Indonesia, menampilkan narasumber yang berkompeten untuk memahami penyakit lepra di Indonesia. Ms Aya Tobiki selaku Chief Program Officer, Hansen’s Disease Program Sasakawa Health Foundation, ada juga Asken Sinaga, Eksekutif Direktur NLR Indonesia dan Ardi Yansyah, OYMPK dan ketua Permata Bulukumba, serta Host Debora Tanya.

Mengapresiasi SHF yang peduli dengan penanganan kusta, LSM yang berbasis di 5th Floor,The Nippon Foundation Building 1.2.2, Akasaka Minato-ku, Tokyo,Jepang. Fokus di tiga bidang utama, yaitu penyakit kusta, perawatan komunitas serta kesehatan masyarakat. SHF saat berada di tanah air, mengunjungi proyek plus-plus NLR Indonesia, terutama Jakarta dan Jawa Timur.

“ Adanya tackling leprocy mengatasi masalah kusta, yang kedua menghilangkan diskriminasi dan yang ketiga yaitu merawat sejarah tentang riwayat penanganan kusta,” ungkap Ms Aya Tobiki melalui penerjemah.

Peningkatan mutu kesehatan, serta mengembalikan martabat manusia, Sejatinya manusia memiliki martabat sama, tanpa memandang ras dan golongan, hal itu pula yang membuat SHF yang berdiri sejak tahun 1974, fokus untuk penanganan kasus kusta, bahwa penanganan kasus kusta tidak hanya di negara Jepang saja, tapi bisa menyeluruh dunia.

Sebagai orang yang pernah mengalami kusta, OYPMK secara langsung ataupun tidak langsung, Ardi Yansyah mengalami perbedaan perlakuan karena terkena kusta. Dahulu Ardi Yansyah adalah seseorang yang aktif di Karang Taruna, namun ketika teman-temannya mengetahui dirinya berpenyakit kusta, otomatis teman-temannya menjauh tak lagi datang ke rumah dan ada rasa enggan untuk bertemu.

Ardi Yansyah dalam program Desaku(Desa Sadar Kusta dan Disabilitas)Permata Bulukumba(dok instagram permata_bulukumba)

“Serasa ada ketidakadilan, yang dirasakan gara-gara penyakit kusta. Rasanya tidak memanusiakan secara martabat,” ujar Ardi Yansyah.

Media tahun 2011 hingga 2015, seakan menjadi tahun yang berat bagi Ardi Yansyah, namun seiring berjalannya waktu. Perlahan-lahan stigma itu makin luruh, apalagi Ardi Yansyah merupakan motor penggerak Perhimpunan Mandiri Kusta (Permata), Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, di tahun 2019 Ardi Yansyah diundang Kementerian Kesehatan RI, menjadi narasumber promosi kesehatan tentang penyakit kusta, yang dilaksanakan di hotel The Green Forest Bogor, Jawa Barat.

Kolaborasi antara Permata Bulukumba dengan NLR Indonesia sejak tahun 2018, kemitraannya secara langsung ke Permata Sulawesi Selatan, ada empat atau lima cabang di Sulawesi Selatan. Pengelolaan kegiatan Permata didukung oleh NLR Indonesia pada tahun 2019, Permata Bulukumba mengaplikasi proposal NLR Indonesia dan diterima, hingga saat ini sudah empat tahun lebih Permata Bulukumba bermitra dengan NLR Indonesia.

“ Saya rasa sangat luar biasa, saya sendiri selalu belajar juga terutama dari NLR, yang memberikan pelatihan ataupun kegiatan tentang kusta.Dilihat dari aspek medis ataupun orang yang mengalami kusta,”papar Ardi Yansyah.

Belum lengkap jika membincang penyakit kusta, tanpa menyebut NLR Indonesia, salah satu visi misi NLR Indonesia, adalah Indonesia bebas kusta. Selain itu parameter yang terukur dalam pencegahan kusta dengan cara mencegah, mengobati serta mengurangi diskriminasi, sebagai organisasi non pemerintah, NLR mencoba melihat celah pengendalian kusta, dengan cara yang belum disentuh pemerintah, ataupun organisasi lain, NLR mencoba masuk dari sisi yang lain.

“Pada dasarnya NLR mendukung program-program penanggulangan kusta di Indonesia, NLR melakukan pendekatan dengan cara inovasi,agar penanggulangan kusta berjalan efektif,” imbuh Asken Sinaga.

Mimpi NLR Indonesia adalah mengeliminasi kusta, di generasi saat ini ketika penderita kusta meninggal, cukup dan sudahi kusta di generasi sekarang. Jangan ada lagi generasi selanjutnya yang mengalami penyakit kusta, salah satu penerapan pencegahan kusta yang di lakukan NRL Indonesia, adalah hadirnya inovasi Konseling Project. Yaitu para OYMPK dilibatkan secara langsung, karena pemberantasan kusta harus bersama-sama dan melibatkan orang banyak, tak bisa sendiri-sendiri.

Ketika berada di Indonesia, Ms Aya Toboki mengunjungi tiga tempat yaitu Pasuruan, Indramayu dan Cirebon. Melihat dari dekat penanggulangan kusta di Indonesia, ada banyak hal yang ia temukan saat berada di tanah air, salah satunya seorang gadis kecil yang terkena kusta dan dirawat oleh neneknya, namun ada stigma kusta sehingga pengobatan tidak berlanjut.

Yuk ah saatnya berpikir terbuka tentang penanggulangan kusta di tanah air, saatnya menghapus stigma kusta. Ms Aya Toboki saja jauh-jauh dari Jepang, untuk bisa mengeliminasi kusta, masa sih kita hanya berpangku tangan. membiarkan OYMPK berjuang sendirian dan melawan stigma, saatnya beraksi dengan cara yang kita bisa untuk mengikis stigma kusta di negeri sendiri.

Ket:gambar andalan di halaman depan artikel ini(sumber gambar instagram permata_bulukumba)

7 Komentar Tambahkan milikmu
  1. Penyakit Kusta ini msih jadi penyakit yang belum dterima secara normal ya kak oleh masyarakat apalagi terkait OYPMK biasanya mereka kesulitan diterima dilingkungan baru,..emang harus ada “badan” yang peduli sih dengan masalah ini

  2. Sepakat, yuk ah berpikir terbuka dan menghilangkan stigma negatif tentang kusta, OYPMK kan sudah sembuh dan mereka juga berhak diperlakukan manusiawi jangan dikucilkan, semoga Indonesia segera bebas kusta

  3. Kepedulian kita jangan sampai kalah dari orang Jepang. Kita bisa ikut berkontribusi dengan tidak melakukan diskriminasi terhadap OYPMK. Selain itu, memberikan lapangan pekerjaan karena OYPMK juga memiliki hak untuk bekerja.

  4. Bener banget nih, penyakit kusta di Indo stigmanya negatif. Jadi, perlu banget ada “payung” yang melindungi masyarakat yang terkena penyakit kusta.

  5. kusta ini masih menjadi peer bersama ya kak. Beragam cara telah dilakukan, kini saatnya kita sebagai manusia yang peduli tak boleh lelah ikut menyebarkan pesan positif agar teman-teman penyandang kusta merasa dianggap di masyarakat. butuh kerja bareng

  6. semoga stigma negatif kusta ini bisa terus ditekan dan diminimalisir, salah satunya dengan sosialisasi yang secara masif dilakukan seperti melalui artikel ini. Yuk lebih peduli lagi karena semua berhak atas penghidupan yang layak

  7. masalah kusta ini memang masih jadi PR dan harus sabar mengedukasi seluruh lapisan masyarakat, agar semua bisa peduli sebab masih banyak yang menganggap kusta itu harus dijauhi.
    salut dengan Sasakawa Health Foundation yang peduli kusta di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.