Menyambut buah hati, terutama untuk kali pertama dalam kehidupan, selalu menjadi momen indah yang tak terlupakan, begitu juga yang dirasakan Rendy Aditya Wachid. Pria kelahiran tahun 1986 mempersiapkan hadirnya buah hati dengan cara out the box, berbeda dengan bapak-bapak lainnya yang antusias menyiapkan pakaian bayi,perlengkapan persalinan serta nuansa pernak pernik lainnya.
Alumni Danmark Tekniske Universitet(DTU), tertarik menggarap zero waste ketika merencanakan untuk memiliki anak pertama, dalam benak pria yang menetap di desa bernama Parongpong, ketika si kecil bertumbuh mampu mencecap kehidupan di lingkungan tanpa menimbulkan masalah sampah bukan bawa Parongpong mempunyai makna “Pong” yang ada adalah arti dari kosong sama sekali.
Ketika penulis menghubungi untuk menuliskan tentang zero waste, jawaban melegakan di dapat,melalui wawancara daring akhirnya jadi lebih tahu tentang Zero Waste to Landfill Using Hydrotermal Tecnology.
“Selamat pagi Pak Irawan,dengan senang hati jika ada yang menuliskan tentang zero waste, tapi izinkan saya mengecek dan mempelajari pertanyaan yang diajukan,”ungkap Rendy Aditya Wachid.
Dari Parongpong untuk kebaikan hidup, ketika lingkungan mendekati titik nol, menjadi penanda bahwa “Pong” dimaknai sebagai zero waste. Apa dan bagaimana Parongpong RAW Lab memberikan kontribusi, membiarkan sampah begitu saja atau memilih mendaur ulang, pada akhirnya hingga saat ini dari sebuah desa bernama Parongpong, waste to material adalah keniscayaan.
Zero waste bukan impian di siang bolong, sampah residu adalah sampah yang sulit untuk didaur ulang, tentu saja sampah jenis ini mengancam lingkungan serta kesehatan manusia. sampah jenis ini kerap disebut sampah non recyclable, beberapa contoh sampah residu adalah popok bekas, puntung rokok, plastik deterjen, bekas pembalut atau plastik mie instan hingga sedotan.
Daftar Isi
Landfill Terbaik Adalah Tidak Ada Landfill
Tempat Pembuangan Akhir(TPA) sampah, tiap kota ataupun kabupaten di Indonesia pasti memilikinya, hadirnya TPA seakan keping terakhir perjalanan sampah. Namun bila memungkinkan, landfill atau Tempat Pembuangan Akhir bisa dikurangi, sampah yang dibuang ke TPA tidak terkelola dengan baik, Selain itu sampah yang tidak mempunyai sistem daur ulang, dengan skala industri dibuang ke TPA begitu saja.
Ketika penulis menanyakan kondisi ideal untuk landfill yang seharusnya ada di tanah air tercinta? Kota kota besar mengalami persoalan yang sama ketika berbicara tentang TPA, volume sampah melebihi kapasitas TPA, seperti wilayah Bandung Raya, total timbulan sampah per harinya menghasilkan 4.927 ton per hari. Sedangkan kapasitas TPA Sarimukti yang berada di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat mengalami kelebihan kapasitas sebesar 1.240,56%
“Krisis sampah residu di Indonesia, sampah tidak terkelola dengan baik, akibatnya sampah malah mengalir ke lautan atau menyebabkan ledakan seperti yang terjadi di Bandung tahun lalu,” papar Rendy Aditya Wachid.
Di Parongpong RAW Lab sendiri, sebetulnya kami tidak mendukung adanya landfill untuk menyelesaikan persoalan sampah. Misi yang sedang dijalankan adalah justru untuk mengurangi sampah, sehingga gelontoran sampah tidak menuju landfill dalam jumlah massiv, saatnya kini memperlakukan planet bumi yang kita tempat, hidup dengan rasa tanggung jawab, bahwa kehidupan saat ini adalah untuk generasi mendatang.
Menurut Rendy Aditya Wachid, pencapaian terbesar saat ini yang dirasakan, adalah ketika cara orang lain memandang tentang sampah. Sewindu yang lalu posisi sampah sisa kerap dipandang sebelah mata, boro-boro ada nilai ke ekonomian, namun saat ini sesuatu yang dahulu dianggap tak berguna, kini menjelma menjadi barang terbarukan, bahwa sampah tidak ada melainkan hanya material yang menunggu kegunaannya.
Alih-alih keterusan mengandalkan landfill, alangkah baiknya jika mulai saat ini memahami konversi sampah,yang berasal dari sampah menjadi material sebagai pengganti material konvensional. Awal barang tersebut justru merupakan eksploitasi terhadap sumber daya alam, Parongpong RAW Lab mengupayakan dua solusi terbaik berkenaan yaitu masalah sampah dan masalah sumber daya alam.
Sampah Puntung Jangan Sampai Mutung
Angka yang mencengangkan ketika data Survei Kesehatan Indonesia (SKI)2023, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) prevalensi perokok aktif terus meningkat. Para perokok aktif di perkirakan menembus angka 70 juta orang, yang bikin kaget adalah perokok dengan rentang usia 10 sampai 18 tahun mencapai 7,4%, industri produk tembakau kerap memasarkan produknya dengan menyasar usia anak dan remaja di platform media sosial.
Makin banyak orang merokok, otomatis puntung rokok pun kian merebak, sedangkan puntung rokok di jalanan dan tempat umum menjadi pemandangan yang lazim. Asap rokok kerap disebut sebagai berbahaya bagi kesehatan,paparan asap rokok dapat mengganggu kesehatan baik yang perokok aktif maupun pasif, tak dinyana puntung rokok memberi dampak bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah puntung rokok di tenggarai yang memiliki kandungan mikro plastik, tahu nggak sih gaeas bawa Parongpong RAW Lab memiliki inovasi, yaitu pengolahan puntung rokok. Uniknya dari hasil olahan puntung rokok, adalah teknologi Prototech™️ mampu mengkreasikan puntung rokok dicampur dengan semen, coba tebak hasilnya…ayo jadi apa? prok…prok…prok jadi asbak saudara-saudara! Bahwa wujud puntung rokok menjadi asbak merupakan kritik sosial.
Sampah residu tersemat pada puntung rokok, bahwa puntung rokok bukanlah sampah residu yang diproses dengan techno hidrotermal, justru popok bayi adalah produk pertama yang diolah di Parongpong RAW Lab. Hasil olahan popok bayi di mix dengan beton sehingga kerap disebut pakton atau popok beton.
Pokton bersalin rupa menjadi pot tanaman, bukan ngadi-ngadi lho karena pokton mempunyai kemampuan menyerap air, di balik kisah pokton ada cerita lucu yang menyertainya. Karena berasal dari popok bayi, saat Parongpong RAW Lab melakukan pameran atau eksebisi, yang dilakukan oleh orang adalah mencium pokton, karena curiga masih kotoran di popok, padahal kemampuan mesin Prototech™️ membuat steril popok sehingga pokton aman ketika digunakan.
Puntung rokok, popok bayi, sampah kemasan sekali pakai, kemasan mortar, sampah kopi dan jaring laut adalah sampah-sampah yang diolah di Parongpong RAW Lab, Upaya zero waste terus dilakakan. Teknologi Prototech™️ tidak memerlukan prosedur pemilahan, serta tidak ada combustion process, sehingga tidak menghasilkan dioksin dan gas karsinogen lainnya.
Teknologi Prototech™️ Untuk Lingkungan Berkelanjutan
Tahun 2019 menjadi tonggak penting hadirnya Prototech™️, Parongpong mengadopsi teknologi hidrotermal Tokyo Tech, alhasil yang semula berupa eksperimen ternyata terus berkembang. Menjadi gerakan hingga menciptakan pasar “ocean blue”, peristiwa penting bagi kami saat mengubah puntung rokok menjadi bahan furniture.
Kendala saat penggunaan Prototech™️ di Parongpong memang ada, namun bukan berarti sebagai penghalang, karena kendala tersebut disebabkan cuaca yang dingin. Sehingga saat mesin dinyalakan pada awal waktu membutuhkan waktuyang lama, kabar baiknya adalah teknologi Prototech™️ sangat cocok diterapkan di Indonesia.
Teknologi Prototech™️ dapat digunakan selagi adanya aliran listrik serta akses sumber air, saat ini di negeri tercinta boleh dikatakan darurat sampah residu. Hadirnya Prototech™️ diharapkan mampu memaksimalkan sampah menjadi material, karena membuka jalan dari solusi zero waste to landfill. Saat ini Parongpong RAW Lab mengolah tisu basah, masker hingga limbah tekstil terutama poliester.
Pengolahan bahan limbah, memberi bukti bahwa putra-putri Indonesia mampu membuat sesuatu yang inovatif,serta menjadi bagian dari solusi tentang penanganan sampah. Jika dilakukan secara serius dan berkesinambungan, bukan saja impian zero waste menjadi kenyataan, namun ternyata pengoptimalan bahan berbasis residu memiliki masa depan cerah dalam industri. Akan tetapi penting dilakukan hari ini tentang zero waste, memberi pengajaran kepada si buah hati tentang “mengapa” dibalik perjalanan ini, satu hal yang pasti yaitu menghormati tanggung jawab terhadap bumi yang kita tempati bersama.
Api Spirit SATU Indonesia Award
Mengusung tagline Ekpresikan Karya Terbaikmu Jadikan Inspirasi Bangsa, penghargaan SATU Indonesia Awards 2018 digelar seiring semangat Sumpah Pemuda PT Astra International Tbk memberi penghargaan bagi generasi muda yang berprestasi, SATU Indonesia Award 2018 adalah untuk ke-9 kalinya gelaran pencarian warga Indonesia, yang memiliki kegiatan bermanfaat di bidang Pendidikan, Seni& Budaya, lingkungan, kewirausahaan UMKM,Kesehatan dan Teknologi.
Topik pembahasan saat Rendy Aditya Wachid mengikuti SATU Indonesia Award 2018yakni mengusung tema “Zero Waste to Landfill Using Hydrotermal Tecnology”. Prestasi membanggakan tertoreh karena mendapatkan SATU Indonesia Award tingkat Jawa Barat,kategori individu di bidang lingkungan melalui pemanfaatan sampah menjadi material.
Menurut Rendy penghargaan tersebut membuka jalan karena semakin memperluas koneksi, bertemu dengan banyak orang, hebatnya lagi solusi Zero Waste memantik ketertarikan korporasi, untuk menjadi bagian waste-to-material. SATU Indonesia Award 2018 bisa dibilang titik awal menggencarkan pemanfaatan sampah.