
Teringat kembali saat masa kecil memeriahkan hompimpah sebagai seorang anak yang dibesarkan dalam kultur Sunda tentu saja hompimpah atau hompilah dalam aksen Sunda Kuningan memainkan telapak tangan dengan cara dibolak-balik untuk menentukan pemenang menjadi kepingan Indah bahwa kita bertumbuh dari masa anak anak tanpa harus ribet dengan namanya gadget hompimpa cukup populer di budaya Sunda Jawa ataupun Betawi
Seakan menemukan puzzle Yang Terlupakan website resmi Kampung lali gadget memasang tagline Home pimpah oleh hinggambreng menampilkan keceriaan khas anak anak penuh senyum dengan akar permainan tradisional bagi mereka yang pernah menikmati seluruhnya memilih daun singkong untuk dijadikan bentuk wayang di sini tempatnya bahagianya masa kecil seakan terekam kembali di kampung lali gadget
Ketika menghubungi Ahmad Irfandi via WhatsApp, ada harap-harap cemas, apakah beliau akan merespon seseorang yang tidak dikenal sebelumnya, seorang blogger yang ingin tahu lebih jauh tentang Kampung Lali Gadget, ternyata penerima satu Indonesia Award tahun 2021. me siap makasih a mantap aduh respon dengan sangat cepat dengan ramah Ahmad Irfandi memperkenalkan diri .
“Salam kenal Mas, saya Irfandi dengan senang hati mempersilahkan menuliskan tentang Kampung Lali Gadget.Monggo Mas,terima kasih sudah berminat dengan Kampung Lali Gadget,”ungkap Ahmad Irfandi.
Laporan Badan Pusat Statistik separuh anak usia dini sudah bisa menggunakan handphone dan juga mengakses internet pada 2022 menggunakan HP pada anak usia 0 sampai 4 tahun hanya 25,5% sedangkan usia 5 sehingga 6 tahun 52,76% hal ini membuat BPS memberikan catatan dan juga peringatan penggunaan gawai untuk balita lebih baik tidak diberikan akses ataupun bila menggunakan dibatasi hanya kurang dari satu jam per hari.
Beruntung bagi warga Dusun Bendet, Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo,Jawa Timur.Gempuran teknologi yang secara masif mencengkram aktivitas manusia, anak-anak pun tersasar, demam gadget seakan aktivitas fisik terlupakan dan permainan tradisional yang kian tergusur. Internet bagai pisau nan tajam, bisa mengiris dan memotong yang diperlukan,namun ketajamannya kerap membuat terluka. Ada yang masih peduli dan diantara keresahan.

Hati-hati dengan keresahan dan nelangsa, berawal keresahan Achmad Irfandi yang juga alumnus Magister Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya,memulai dari kegiatan literasi pada April 2018. Perlahan namun pasti kegiatan makin nyata, dengan menghadirkan juga permainan tradisional yang membuat anak-anak semakin tertarik bermain,tak tergantung dengan gadget. Saat ini kita bisa melihat Kampung Lali Gadget makin mumpuni, menghimpun ketertarikan anak anak mencicipi serunya permainan tradisional.
5 Agustus 2018 menjadi momen penting hadirnya Kampung Lali Gadget, waktu seakan berjalan cepat, dengan kegiatan utama Kampung Lali Gadget,yaitu anak-anak bisa terhindar dari kecanduan gadget. Satu tahun berselang Kampung Lali Gadget, mendapatkan penghargaan untuk kepeloporan bidang pendidikan terbaik kedua di Jawa Timur, pelesatan prestasi juga dibukukan pada tahun 2020 menjadi yang terbaik di Jawa Timur,dan berhak mewakili Jawa Timur di tingkat nasional.

Kampung Lali Gadget semakin berbunyiprestasi, memasuki tahun 2021 kali ini Astra mandapuk Ahmad Irfandi sebagai penerima Satu Indonesia Award di bidang pendidikan, ini pengakuan yang tidak kaleng-kaleng tentunya,kerja keras dan kerja cerdas mengembangkan Kampung Lali Gadget terbayar lunas.
Saat ini fasilitas Kampung Lali Gadget semakin rimbun, meski bukan berupa fasad bangunan tinggi menjulang dan mewah, serta fasilitas yang serba wah dan memanjakan anak-anak. Tidak sama sekali, ada sawah yang berada di depan masjid Dusun Benndet, sawah unik untuk mengeksplor anak-anak mengenal pertanian dan pangan, ada juga kebun Gayam, dengan view pedesaan kebun yang dipenuhi pohon Gayam dijadikan kegiatan outbound. Lala
Gubuk ilmu dengan koleksi bacaan, selain itu gubuk ilmu mempunyai fungsi sebagai tempat bagi anak-anak yang mempunyai minat untuk berkreasi,membaca ,belajar, ataupun mewarnai.Jangan lupa bahwa di Kampung Lali Gadget ada Omah Mudori,Museum Dolanan Rakyat Indonesia,satu tempat dengan bangunan limas,ada beragam koleksi mainan,yang terbuat dari kayu, tanah liat, biji-bijian serta dedaunan, mainan anak-anak Indonesia terkoleksi di Omah Mudori
Kehadiran Kampung Lali Digital merupakan detok digital bagi anak anak, perangkat atau gawai sebenarnya bukanlah lawan yang harus dihindari, namun keberadaan Kampung Lali Gadget menjadi oase bagi masyarakat di sekitarnya.Terima kasih Achmad Irfandi, anda luar biasa untuk berjalan dan juga bertahan agar Kampung Lali Gadget terus berkembang hingga saat ini.