Kualitas udara bersih ternyata menjadi mimpi di kota-kota besar di Indonesia ada beberapa faktor mengapa kota-kota di Indonesia kerap kesulitan mendapatkan udara bersih ada yang menduga bahwa faktor alam berupa musim arah angin dan Kecepatan angin berperan menurunkan kualitas udara. Ternyata faktor alam bukan satu satunya penyebab hadirnya polusi.
Berkenaan dengan faktor alam, manusia tentu saja tidak bisa mengendalikannya, namun apa jadinya, jika manusia itu sendiri yang sebenarnya menjadi faktor utama penyumbang polusi. Dibekali ilmu pengetahuan, selayaknya manusia mampu menjaga lingkungan, namun dengan masyarakat memiliki kesadaran rendah untuk menggunakan transportasi umum, agar dapat terhindar dari macet dan padatnya jalan raya polusi udara pun menjadi tak terelakkan.
Polusi udara bukan monopoli kota Jakarta, kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bali, Medan, dan Makassar. Mengalami persoalan serupa, hal ini menjadi pemikiran bersama, bagaimana agar polusi udara bisa dikurangi. Dan apa upaya kita untuk sigap dan peduli tentang polusi udara.
Sebagai blogger satu pengalaman berharga, menjadi tahu polusi udara di Nusantara itu bukan persoalan enteng. Adalah webinar kreasi ciamik Berita KBR dan YLKI yang secara genial memberikan Insight di Diskusi Publik Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta,Bali,Medan, dan Makassar.
Pergerakan mesin atau juga alat transportasi, tak bisa dipisahkan dengan namanya Bahan Bakar Minyak (BBM),namun Apakah BBM di Indonesia telah cukup baik? Agar polusi udara tak semakin menjadi. Penjelasan Ahmad Safrudin, Ketua Komite Penghapusan Bahan Bakar Bertimbal (KPBB),menjadi cakrawala baru tentang apa itu BBM kotor.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menetapkan kadar belerang dalam BBM maksimum hanya 50 ppm, namun ternyata Pertamina dan produsen BBM yang lain. Memproduksi BBM dengan kadar belerang lebih dari 1800 PPM, hal ini juga mengapa kualitas udara menjadi buruk, meski uji emisi sekalipun bagi kendaraan,atau juga adannya maintenance mesin serasa sia-sia, karena bahan bakarnya kotor ini menjadi persoalan bagi kita semua.
BBM yang ada saat ini empat varian solar dan empat varian bensin, dari bensin hanya Pertamax Turbo yang baik untuk kendaraan. Sedangkan tiga lainnya, tidak memenuhi syarat untuk digunakan teknologi kendaraan bermotor saat ini. Begitu juga dengan jenis solar, hanya satu yang mempunyai syarat yakni Pertadex High Quality, nama sayangnya Pertadex High Quality tidak didistribusikan tetapi menjadi komoditas ekspor.
Penggunaan bahan bakar yang lebih bersih, dalam rangka menunjang pencapaian kebijakan pengendalian pencemaran udara, berbalik lagi kepada itikad bersama. Bila menginginkan polusi udara cepat menyingkir, salah satu jalan adalah memiliki keberanian untuk menggunakan bahan bakar yang relatif ramah lingkungan. Saat ini standar Euro Empat menjadi standar BBM, dan kendaraan pun mengikuti standar Euro Empat.
Energi fosil seperti BBM, sudah pasti menghasilkan emisi, mimpi kita semua adalah menghasilkan emisi yang rendah. Namun upaya menuju ke sana tak harus serta merta, dampak polusi yang kita rasakan merupakan hasil dari buangan yang dihasilkan oleh BBM. merupakan energi fosil, dalam pemanfaatan energi, ada dua yaitu energi yang digunakan energi fosil dan energi terbarukan.
Bahwa Zero emission itu bukan berarti semuanya harus diakhiri, seketika dimatikan BBMnya dan pelarangan pengggunannya, pembangkit listrik tenaga uap PLTU disuntik mati ini, tidak seperti itu. Memerlukan masa transisi, dengan penggunaan BBM yang memenuhi syarat, namun adanya ketersediaan, serta keterjangkauan dari sisi harga.
Bentuk transisi energi, yaitu ketersediaan angkutan umum, kota-kota besar di Bali, Medan, ataupun Denpasar, harus memiliki sistem angkutan umum, meskipun menimbulkan emisi namun emisinya dihasilkan emisi dengan buangan minimal. Selain itu PLTU pun yang digunakan merupakan PLTU yang meminimalkan emisi.
Diskusi publik makin asyik, bukan saja karena pengurus harian YLKI, Tulus Abadi sedang berulang tahun, namun narasumber dari kota-kota besar di Indonesia. Mereka hadir dan memberikan solusi, untuk permasalahan polusi udara, seperti Surabaya yang memiliki Suroboyo Bu,angkutan lebih nyaman, tetapi tepat waktu, serta aksesibilitas yang mendekatkan Suroboyo Bus dengan penumpangnya.
Bali pun bersuara tentang polusi udara, jumlah kendaraan bermotor bertambah, aktivitas wisata makin meningkat dengan pesat. Belum lagi event-event besar yang digelar mempengaruhi kualitas udara dan mempengaruhi kesehatan. Bali mengeluarkan Pergub nomor 48 tahun 2019 tentang penggunaan kendaraan berbasis listrik, regulasi mendorong orang beralih ke transportasi lebih ramah lingkungan.
Jogja juga menyuarakan tentang polusi udara, sebagai kota pariwisata, polusi di Jogja karena yang ada kenaikan namun tidak begitu signifikan. Bahkan kasus ISPA dalam 3 bulan terakhir Mengalami penurunan, Polusi yang ada di Jogja karena masyarakatnya cenderung menggunakan transportasi, berupa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat,inilah penyumbang 90 persen polusi di Jogja.
Semarang punya cerita tentang menangani polusi udara, salah satunya penyelenggaraan angkutan umum massal yaitu BRT, yang mempunyai 12 koridor. Salah satu bukti Semarang diganjar penghargaan oleh satu salah satu Kementerian, sebagai salah satu kota dengan angkutan massal terbaik. Untuk mencegah polusi meluas kota Semarang, mengembangkan tenaga listrik sebagai mobil dinas, tiga koridor BRT pun akan menggunakan kendaraan listrik.
Insight banget nih, ternyata dari sekian banyak BBM yang ada, tidak semuanya ramah terhadap mesin dan lingkungan. Tanpa disadari, kita juga penyumbang polusi terbesar, dengan kebiasaan dan pilihan-pilihan yang kita lakukan sehari-hari.
Terima kasih untuk tulisan yang begitu menarik ini, Mas.
Makasih sudah mampir,iya kita berharap udara bersih menjadi bagian dari kehidupan
Ooo ternyata tidak semua BBM yang ada itu layak untuk kendaraan bermotor ya. Saya baru tahu. Mengingat jogja, wah beda banget dengan 20 tahun yang lalu, jalanan padet dengan kendaraan bermotor, dan nggak ada angkutan umum ke desa2, jadinya ya harus punya motor, naik motor kemana2
Setiap kota punya kasus polusinya masing-masing ya. Faktor alam saja bukan menjadi faktor satu-satunya adanya polusi. Sebisa mungkin kita juga harus bijak menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan agar tidak menambah masalah polusi.
Terima kasih sudah mampir,setuju banget bila kita lebih bijak untuk menggunakan kendaraan pribadi, agar polusi tak menjadi
DI Surabaya juga sedang percobaan bis listrik kalau ga salah ya? Bisnya bagus lo, bisa jadi solusi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, anakku suka naik Suroboyo Bus lo, katanya bus tayo
Wah keren ya Surabaya, sudah ada bis listrik,semoga saja polusi udara di kota pahlawan terus berkurang
Lhooo.. di Semarang tuh mobil dinasnya udah pake tenaga listrik? Kayaknya sekarang yang lagi rame kan sepeda listrik dan motor listrik ya,dan kalau pada jalan tuh juga nggak ada suaranya, Yok Indonesia bisa yok bebas polusi dan jadi zero emisi.
Permasalahan polusi ini emang harusnya ada kebijakan langsung dari pemerintah berupa UU. Kalau di desa sih polusi udaranya mungkin dikit ya, tapi gede banget di polusi lain, kayak gas rumah kaca dari sektor pertanian dan peternakan N2O yang g kalah bahayanya. Tapi gimana lagi, masyarakat masih banyak yg pakai pupuk kimia sih
penggunaan transportasi atau kendaraan umum massal itu bisa jadi solusi ya untuk mengurangi dampak zero emission, sayangnya sih masih banyak orang ingin yang praktisnya aja, pakai kendaraan pribadi biar bisa sat set gitulah katanya
Pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan sekaligus membantu agar bumi lebih sehat ya. Bisa yuk kita dukung net zero emisi
Sudah lama enggak ke Bali ternyata wisata andalan Indonesia ini kena masalah polusi juga yah. Syukurlah sudah ada peraturan yang mengelola supaya tempat wisata di Bali makin ramah lingkungan. Susah juga naik transportasi umum di Bali, kalau ke sana cenderung sewa motor buat keliling.
Sebaiknya cerdas dalam memilih bahan bakar untuk kendaraan yang bebas emisi ya sehingga mengurangi polusi udara
Polusi selalu menjadi isu lingkungan yang gak pernah usai ya. Banyak ide atau program untuk mengatasinya tapi susah untuk membumi. Jadi ya polusi lagi polusi lagi. Moga nanti segera menyusul banyak kota lain seperti Semarang yang punya ide cemerlang
Ow…salah satunya penyebab polusi udara dikarenakan kadar belerang dalam BBM kita terlalu tinggi yaa. Semoga ke deoannya bisa lebih Arif dan bijaksana yaa. Agar bumi kita selalu nyaman untuk jadi tempat tinggal.
Wah jadi tercerahkan mba. Mengurangi emisi gas bisa dengan memilih bahan bakar kendaraan yang ramah lingkungan.
Jika masyarakat tercerahkan secara merata perihal informasi ini, saya yakin masih banyak masyarakat yang mau melakukannya.
Alam sehat mimpi kita bersama.
Setuju sekali nih, menuju langit biru nusantara. Sudah rindu netra ini untuk melihat dengan lepas langit biru di kala pagi, dan siang
Sebenarnya ditempat saya ini udaranya masih bagus, jadi kayak angkutan yang modern yang bertujuan mengurangi emisi masih belum ada. namun meskipun begitu, udah harus punya kesadaran diri untuk ikut andil dalam misi ini.
Manusia memang penghasil polusi terbesar. Sayangnya banyak sekali yang melakukannya tanpa tahu akibatnya, dan sulit ‘disentuh’. Setidaknya di tiap kota sudah ada penggerak dan sudah ada upaya-upaya nyata termasuk kendaraan massal zero emission.
Keknya setiap kota sekarang makin menjadi-jadi yaa polusi udara yang dirasakan. Apalgi bali yang paling banyak wisatawan ke sana, ikut menyeruakan polusi udara juga ternyata
Kondisi langit Cikarang hari ini gimana, Mas Topik?
Langit biru ini memang dambaan bagi kota-kota di Indonesia di tengah krisis iklim yang terus menguat. Semoga net zero emission bisa jadi gerakan bagi nusantara supaya lingkungan yang asri bisa tetap lestari.
Cikarang polutannya tinggi Om